Oleh : Albian Misuari
Pimpinan Umul LPM Psikogenesis Periode 2012-2013

    Tahun ajaran baru telah dimulai. Geliat dan semangat kembali merambah hampir di setiap jengkal kampus Psikologi UNM. Terbingkai dalam euforia awal tahun akademik, berbagai elemen kampus terlihat sibuk menata dan memperbaiki diri. Sebutlah di bagian sarana, yang masih di awal tahun, namun sudah sibuk dengan persoalan alat yang mulai rusak. Atau, bagian kemahasiswaan yang belakangan ini tak cuma gencar mempromosikan karya ilmiah, tetapi juga semakin intens membangun komunikasi dan kerjasama dengan lembaga kemahasiswaan (LK) fakultas psikologi.

Semangat yang sama, walau mungkin berbeda rupa, juga ditunjukkan oleh LK Fakultas Psikologi. Setelah melalui serangkaian konsolidasi di masa libur kemarin, kini tiap-tiap lembaga kemahasiswaan seakan telah siap menggulirkan satu demi satu kegiatan. Seremoni PMB telah lama usai, MABIM 2012 pun baru saja berlalu. Serangkaian kegiatan lain pun tak lama lagi akan menjelang. Seakan ingin memperlihatkan antusiasme berlembaga, berupaya membuktikan tekad dan idealisme yang dianut, atau mungkin sekedar menunjukkan keberadaan.

·         Tahun ajaran 2012-2013 sepertinya akan menjadi tahun yang tidak mudah untuk dijalani. Tanpa bermaksud skeptis sedari awal, namun tantangan sangat besar sudah terlihat di depan mata. Satu di antaranya ialah keberadaan mahasiswa baru Fakultas Psikologi UNM berjumlah 220 orang. Selama fakultas psikologi berdiri, inilah jumlah yang paling besar dalam satu angkatan.  Jumlah yang bahkan jauh melebihi rekaan teman-teman di lembaga kemahasiswaan beberapa bulan lalu. Masih segar diingatan kita, bagaimana rentetan informasi yang datang dengan begitu cepat mampu menguras daya kritis teman-teman di lembaga kemahasiswaan.

Informasi bahwa diterimanya 80 mahasiswa UTUL saat itu disadari telah mencoreng legitimasi BEM Fakultas Psikologi yang setiap tahun gencar melakukan penolakan terhadap jalur ini (News Letter Psikogenesis, Edisi Agustus 2012). Sebagai catatan, perkiraan jumlah mahasiswa baru angkatan 2012 “hanya” 180 orang. Maka jelas, keberadaan 220 orang mahasiswa baru angkatan 2012 sesungguhnya menimbulkan tanya dan tak sedikit anggapan miring di kalangan luas Fakultas Psikologi UNM.

Belum lagi membahas tentang ruang perkuliahan yang sampai hari ini masih menuai kritikan, salah satunya karena lokasi yang tidak terpusat di wilayah fakultas psikologi. Perkuliahan di Fakultas Psikologi saat ini kini diadakan di enam ruangan yang “tersebar” di wilayah UNM. Sebutlah ruangan lama yaitu dua Ruangan BD dan dua Ruangan BM. Adapun ruangan baru yaitu Ruangan di Pusat Sumber Belajar (PSB) Lt.2 dan Ruangan BAAK Lt.2. Keberadaan ruangan yang terpisah jarak yang cukup jauh tersebut tentu membutuhkan tenaga, konsentrasi dan kemampuan manajerial yang baik dari pihak birokrasi untuk tetap menjamin lancarnya proses belajar mengajar dalam lingkup fakultas psikologi.

·         Sederet cerita negatif yang telah ada dan berkembang sejak awal perkuliahan sepatutnya tidak mematikan ekspektasi terhadap mahasiswa baru secara khusus, tidak pula melemahkan harapan bagi peningkatan kualitas pendidikan di kampus psikologi. Bagaimanapun juga, kondisi sudah begini adanya. Yang dapat dilakukan saat ini adalah memaksimalkan segala potensi yang dimiliki dan benar-benar ada peningkatan kinerja di setiap lini civitas akademika. Harapan ini pula yang harus terus dijaga melalui berbagai kegiatan baik akademik maupun non-akademik.



·         Terkait pengembangan fakultas, maka berbagai persoalan yang harus segera dibenahi khususnya pada ranah kehidupan sosial dalam lingkup kampus psikologi. Satu topik hangat yang sering muncul di awal tahun ajaran baru ialah etika dalam bersosialisasi di lingkungan kampus psikologi. Betapa seringnya mahasiswa baru dikritik karena salah bersikap, salah tutur kata, atau salah berpakaian. Pun demikian mahasiswa lama tak luput dari kritik yang sama. Seakan merasa sudah “besar”, sebagian mahasiswa lama seakan lupa akan peran-peran sosialnya dalam lingkungan kampus, seringkali alpa untuk menunjukkan rasa hormat pada dosennya, dan beberapa kali luput menghargai adik-adiknya.

·         Sejumlah pekerjaan tahun lalu ditambah tantangan satu tahun ke depan disadari begitu besar. Sekali lagi, butuh kerja ekstra dari setiap elemen civitas akademika fakultas psikologi untuk menghadapi hal tersebut. Dalam hal ini, keberadaan sosok teladan mutlak diperlukan. Figur personal yang tidak sekedar memiliki jabatan tertentu tetapi benar-benar menjadi orang yang mampu menunjukkan kontribusi positif bagi fakultas tercinta ini, terlebih lagi jika mampu menginspirasi masyarakat psikologi UNM pada umumnya. Sosok idaman yang tak harus selalu disukai oleh semua pihak tetapi dapat dipercaya tutur katanya dan dihargai keberadaannya.

·         Lantas pertanyaanya saat ini, siapakah figur teladan di kampus kita?

·         Sebagai jawaban atas pertanyaan itu, patutlah kita mengingat suatu ajaran masa lampau yang menyatakan bahwa seorang pemimpin bertanggungjawab pada (apa) yang dipimpinnya. Maka selayaknyalah setiap pemimpin di fakultas ini mampu menjadi sosok teladan yang kita harapkan. Tak peduli kita runut dari pucuk pimpinan Fakultas, ataukah kita mulai dari para ketua lembaga kemahasiswaan, semua pemimpin harus menjadi teladan bagi apa yang dipimpinnya.

·         Tak bermaksud menabur garam pada luka sendiri, tetapi persoalan fakultas tercinta ini bersama harus kita hadapi. Mushallah kita yang seharusnya menjadi pusat kajian dan aktivitas keagamaan, masih saja “sepi” pengunjung. Pengembangan di bidang agama sepatutnya di mulai dari pembiasaan. Maka setiap pemimpin di fakultas tercinta kita ini seyogyanya aktif beribadah bersama civitas akademika lainnya, sesuai keyakinan masing-masing. Bagaimana aktivitas kampus di ranah agama bisa berkembang optimal jika pemimpinnya saja, secara eksklusif, beribadah terpisah dengan apa yang dipimpinnya.

·         Beberapa hal lain di berbagai segi kehidupaan dalam Fakultas Psikologi UNM menuntut teladan dari para pemimpin kita. Perubahan ke arah yang lebih baik tentulah menjadi harapan kita. Fakultas Psikologi harus belajar dari masa silam dan menyiapkan diri untuk menyongsong tantangan masa depan. Fakultas Psikologi harus maju dan terus berkembang.
Semoga pesan ini tersampaikan.