Hawa politik perebutan singgasana kursi presma BEM F. Psi mendatang semakin hangat menjelang batas akhir pendaftaran oleh KPU pada 29 April 2014. Pasalnya, satu hari terakhir pendaftaran kandidat presma masih diisi oleh satu pendaftar yang berasal dari angkatan 2011, Mudassir Hasri Ghani. Kondisi tersebut mengarah terjadinya aklamasi pada pemilu LK Psikologi tahun ini.
      Sebagai salah satu figur yang memegang posisi kedua tertinggi pada survey Departeman Penelitian dan Pengembangan LPM Psikogenesis setelah Mudassir, Andi Muh. Apriansyah atau akrab disapa Eril mengungkapkan penolakannya untuk maju ke medan perebutan kursi presma mendatang. “Fokus saya memang bukan kesana, untuk jadi pemimpin di LK Psikologi kayaknya tidak. Banyak sih teman-teman yang mendukung, tapi saya rasa masih banyak yang lebih baik dari saya. Yah, fokus saya tidak untuk presma BEM karena masih ada hal lain yang masih perlu saya urus, seperti angkatanku sendiri,” ungkap ketua angkatan Psytwetion ini saat ditemui di koridor kampus Psikologi.
      Senada dengan Eril, Ashari Ramadhan yang menduduki posisi ketiga pada survey tersebut tanpa panjang lebar turut mengungkapkan penolakannya, “Nda niat ji,” ungkapnya pada reporter Psikogenesis sambil mengangkat kedua pundak seraya menggelengkan kepala.
      Muh. Shany Kasysyaf yang juga menduduki posisi ketiga pada hasil survey menyatakan dirinya belum siap maju ke kursi presma tahun ini. “Selain karena kriteria IPK tidak memenuhi, saya belum niat untuk tahun ini. Nantilah berikutnya karena saya juga masih perlu berbenah diri,” ungkapnya. Shany mengakui bahwa dirinya tengah menyiapkan formasi pengurus pada pemilu berikutnya. Mahasiswa angkatan 2012 ini tengah membidik beberapa kawan yang menurutnya berkompeten untuk menduduki kursi kepengurusan BEM periode 2015-2016 mendatang agar kepengurusan berjalan dengan mantap.
     Presiden mahasiswa BEM F. Psi., Laode Irfan mengungkapkan keraguannya terhadap calon pemimpin LK psikologi mendatang. “Saya jujur pesimis dengan nama-nama yang muncul di survey kemarin. Apa di’, belum ada kekuatan, istilahnya jubahnya sebagai presiden. Ada yang bagus di attitude tapi kurang di kelembagaan, kelembagaannya bagus tapi dari segi wawasan kurang, presma harus memiliki semua itu. Dengan figur-figur yang muncul itu, belum pi terang untuk BEM kedepan,” jelasnya.
    Lebih lanjut, Laode manambahkan bahwa dirinya sangat berharap bagi pemimpin selanjutnya mampu mengubah dinamika kelembagaan ke arah yang lebih baik lagi dari kepengurusan sebelumnya, “Saya sembarang ji yang jelas penuhi kriteria yang dibutuhkan psikologi kedepan. Saya harap yang terpilih nanti benar-benar berpengalaman di BEM karena masih ada hal-hal yang menurut saya perlu diubah meski senior-senior bilang tidak perlu diubah,” tuturnya.
    Demisioner ketua BEM F. Psi. periode 2011-2012, Muhammad Rhesa mengungkapkan bahwa tugas terberat bagi presma selanjutnya adalah membagi "isi kepala" kepada semua warga psikologi. Menurutnya, terkadang apa yang dilaksanakan BEM kurang mendapat respon karena warga psikologi kurang mengerti pentingnya kegiatan tersebut. “Artinya sosok kedepan harus tahu cara merangkul semua pihak sebagai warga psikologi,” ungkapnya.
      Rhesa menambahkan bahwa sosok kedepan harus tahu cara memberdayakan struktur yang ada di bawahnya untuk bergerak. “Kalau itu sudah tercapai, kontrol mahasiswa akan lebih besar termasuk terhadap kebijakan birokrasi. Berikutnya harus memperlebar sayap diluar UNM, tidak berkutat diwilayah internal saja” ungkap alumni Psikologi angkatan 2008 ini. (YNT)