Audience antusias menanggapi pemaparan dari para pakar dan pejabat birokrasi.



(04/05) Pelaksanaan Dialog Publik yang diadakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa F. Psi. berjalan dengan lancar. Mengusung tema “Restorasi Sistem Pendidikan di Indonesia, Membuka Tabir Undang-Undang Perguruan Tinggi”, menghadirkan beberapa perwakilan dari Universitas di Makassar yaitu Prof. Dr. H. Baso Amang, S.E., M.si selaku rektor Universitas Indonesia Timur, Prof. Heri Tahir selaku Pembantu Rektor III Universitas Negeri Makassar, Ketua Lembaga Kemahasiswaan dari setiap fakultas dan Universitas, serta A.M. Iqbal Parewangi selaku tokoh pendidikan, serta pimpinan lembaga kemahasiswaan se-Kota Makassar. Tururt pula hadir sebagai audience adalah mahasiswa Fakultas Psikologi UNM dan mahasiswa dari berbagai universitas lain.

Kegiatan yang diadakan oleh Kementerian Sosial Politik BEM Fakultas Psikologi ini juga mendapatkan pujian dan apresiasi karena antusiasme dari pembicara dan juga peserta yang hadir mampu menghiasi rangakaian acara dialog publik tersebut.  “Kalau dari segi antusiasme, saya pikir bagus yah antusiasmenya. Karena kita liat sampai beberapa sampai pada menit terakhir acara tadi kita melihat antusiasme bertanya maupun memberi tanggapan, terlihat dari masih banyak yang ingin memberi tanggapan dari pembicara maupun peserta. Sedangkan dari segi pelaksanaan saya acungi jempol teman-teman panitia dan teman-teman BEM yang bisa mengadakan kegiatan ini” jelas Muhammad Resa selaku dimisioner BEM Periode 2011-2012 sekaligus sebagai moderator dialog publik.

Salah satu guru besar Universitas Negeri Makassar dan juga dosen di Fakultas Psikologi, Prof. Dr. Muh. Jufri, S. Psi., M.Si mengapresiasi kegiatan ini karena bisa menjadi cara yang ampuh dalam mengkritisi sesuatu dan dapat bertukar pikiran dalam forum semacam dialog publik agar ditemukan kesepahaman yang sama daripada harus aksi, menutup jalan dan hanya berbicara dengan sesama mahasiswa. Dengan diadakannya forum seperti ini mahasiswa mampu dipertemukan dengan orang-orang yang mampu dan bertanggung jawab dalam bidang pendidikan.

Selain acara yang patut diacungi jempol karena sukses mengadakan acara dialog publik, ada sedikit kekecewaan karena legitimasi yang direncanakan sebagai tindak lanjut dari kegiatan ini tidak dapat dilakukan. Hal ini dikarenakan tidak adanya kesepahaman dari peserta dan pembicara itu sendiri. ”Adapun tadi pembicaraan akhir dari kagiatan dialog publik, tidak ada bentuk legitimasi akhir seperti tanda tangan dan sebagainya seperti yang diharapkan oleh teman-teman karena tidak ditemukan kesepahaman dari pembicara dan peserta yag hadir dalam forum” tutur Yusuf selaku Ketua Panitia.

Harapan yang sangat besar bagi perkembangan pendidikan di tanah air Indonesia, tuntutan akan kemajuan pendidikan tidak hanya dari sektor perundang-undangan namun turut mengikutsertakan mahasiswa maupun pihak yang terlibat dari pendidikan tersebut seperti kualitas pengajar, institusi, maupun peserta didik. (WM/ANS)

Jayalah Indonesia,
jayalah Pendidikan,
jayalah Psikologi UNM.