(17/07) Baru-baru ini Alzheimer's Association International Conference 2014  yang dilaksanakan di Copenhagen, Denmark menemukan bahwa bermain game dapat meningkatkan volume otak.

Individu paruh baya yang merupakan pemain game avid (seperti teka-teki silang, catur, kartu) cenderung memiliki otak yang lebih besar daripada individu yang tidak bermain game, ini terlihat dari hasil scan otak individu.

Dr Laurel Coleman
dan beberapa peneliti dari Assessment Center Maine Medical Center Geriatric dikutip dalam situs CNN.com menyatakan  volume otak pemain game lebih besar di daerah-daerah yang cenderung rusak oleh penyakit Alzheimer, ini menunjukkan potensi untuk menghindari penyakit tersebut. Bukan hanya itu individu-individu yang terus dipompa otaknya dinilai lebih tinggi pada tes kemampuan berpikir mereka.

Saat ini, Lebih dari 35 juta individu di seluruh dunia hidup dengan demensia. Demensia merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan penurunan fungsional yang disebabkan oleh kelainan yang terjadi pada otak misalnya pikun. Diperkirakan pada tahun 2050, jumlah tersebut akan lebih dari tiga kali lipat menjadi 115 juta. Para ilmuwan mencoba untuk menemukan cara baru untuk mendeteksi dan mencegah penyakit Alzheimer.

Coleman menyarankan
mencoba kegiatan seperti belajar bahasa baru atau beralih dari membaca nonfiksi ke fiksi berpotensi dapat merangsang sesuatu yang menimbulkan tantangan kognitif.

bukan hanya itu olahraga juga dapat membantu pikiran dan memperlambat keturunan terhadap demensia juga.

Dua set data dari Mayo Clinic Study of Aging menunjukkan bahwa olahraga dapat secara positif mempengaruhi bagaimana gangguan ringan kognitif (
sebelum demensia) dan demensia berkembang.

Coleman
dan geriatrician  mengatakan bahwa individu yang berolahraga tidak dapat menyembuhkan Alzheimer namun dapat membantu menghambat hal terebut.

Dilansir dalam CNN.com, dalam dua studi terpisah, para ilmuwan menemukan bahwa individu yang tidak dapat mengidentifikasi bau tertentu lebih mungkin untuk mengalami kerusakan kognitif.  Mereka percaya bahwa sel-sel otak individu yang terkena demensia memiliki gangguan atas penciumannya.
Heather Snyder, direktur operasi medis dan ilmiah untuk Asosiasi Alzheimer, mengatakan bahwa dalam menghadapi epidemic penyakit Alzheimer uji bau dapat dilakukan sebagai alternative dalam mendiagnosa atau mengidentifikasi gejala Alzheimer. (ANS)
 
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Demensia
http://www.cnn.com/2014/07/14/health/alzheimers-disease-conference/index.html
http://www.apa.org/news/psycport/