Orange Fest, event tahunan yang dilaksanakan oleh Fakultas Seni dan Desain Program studi desain grafis. Event yang dilaksanakan di pelataran parkir gedung rektorat lama ini dilaksanakan sejak 28 – 30 oktober yang lalu. Event Orange Fest ini sudah dimulai sejak tahun 2011 dengan mengadopsi konsep pasar seni ITB.Event ini diramaikan oleh berbagai macam stand yang terdiri dari stand komersil maupun non-komersil.

Event ini dibuka secara resmi oleh Walikota Makassar M.Ramdhan Pomanto yang disela-sela kesibukannya dapat menyempatkan diri untuk hadir . Dalam kata sambutannya, pria yang akrab disapa Dani ini mengungkapkan harapannya bahwa tahun yang akan datang kegiatan ini bisa dilaksanakan di anjungan pantai losari.

Ronald Edi ,panitia humas dan acara mengatakan komunitas-komunitas yang meramaikan event ini direkrut dengan system kurasi, “perekrutan kegiatan ini bersifat sistem kurasi, proses kurasi itu adalah perekrutan yang di pilih yang pantas, jadi komunitas yang pantas ikut yah kita pilih.” Dari sekian banyak komunitas yang direkrut, salah satu komunitas dari fakultas psikologi UNM yang berhasil mengikuti event ini ialah komunitas Intuisi.

Komunitas Intuisi merupakan salah satu komunitas yang berada didalam Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar yang didirikan oleh beberapa mahasiswa psikologi sejak 3 tahun yang lalu,komunitas ini bergerak dalam bidang psikologi terapan . Ari Wahyudi selaku ketua dari komunitas ini mengatakan intuisi tetarik mengikuti orange fest ini karena bertujuan untuk memperkenalkan komunitas Intuisi ke khalayak umum di luar masyarakat psikologi.

Senada dengan Ari, salah satu pendiri komunitas intuisi Muh. Khalid Anansyah, mengungkapkan bahwa intuisi ingin mengenalkan ilmu psikologi yang dibuat dengan cara semenarik mungkin dan juga ingin membuktikan bahwa ilmu psikologi itu sebenarnya adalah hal yang menarik untuk dipelajari.“Kita sebenarya ingin membuktikan pada masyarakat umum bahwa ilmu psikologi adalah ilmu yang menarik dan tujuan kedua kami adalah untuk melatih anggota-anggota kami agar terlatih untuk menjelaskan  kembali ilmu yang sudah mereka dapatkan sebelumnya, karena beda sekali pada saat mereka cuma menerima materi dibandingkan dengan mempraktekan ilmunya langsung” ungkapnya. (ZM/HK)