Sumber foto: Dokumentasi LPM Psikogenesis
Sistem fingerprint yang direncanakan menjadi pengganti absen manual mahasiswa telah dipasang di gedung perkuliahan Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) sejak bulan September 2015. Satu semester berlalu, absen manual rupanya masih menjadi pegangan utama dosen sebagai bukti kehadiran mahasiswa.

Belum adanya cara yang tepat untuk mengelola data fingerprint menjadi sebab sistem tersebut berjalan tidak efektif. Nurhidayah Usman, selaku penangung jawab fingerprint mengaku bahwa data dari semester ganjil lalu sampai saat ini masih tersimpan dan belum dievaluasi. “Data semester lalu sudah ada saya simpan, cuman saya belum bikin laporannya,” ungkapnya.

Evaluasi terhadap penggunaan fingerprint belum diadakan dikarenakan masih dalam tahap mencari aplikasi untuk mengelola data lebih mudah. “Belum saya bikin laporannya karena saya masih cari aplikasi untuk olah datanya, karena kalau manual biasa lama dan susah untuk diinput,” jelas wanita yang akrab disapa Indah ini.

Indah menambahkan bahwa fingerprint masih tahap percobaan dan absen manual masih menjadi pegangan utama dosen, “Iya masih lebih ke absen manual ki dosen-dosennya,” ungkap Indah.
Sebagai tambahan informasi, sistem absensi melalui fingerprint memungkinkan alat pemindai untuk membaca data sidik jari mahasiswa yang terdekat dengan waktu mulai satu mata kuliah. Waktu toleransi sistem ini yaitu 30 menit. Artinya jika mahasiswa melakukan pemindaian sidik jari lebih dari 30 menit sebelum waktu mulai mata kuliah, maka sistem tidak akan memprosesnya. Mahasiswa tersebut dianggap tidak mengisi absensi. (NL)