Salah satu peserta SBMPTN yang mengalami aksi premanisme kampus
(dokumentasi reporter LPM Psikogenesis)
Selasa, (31/05), tes Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) menjadi lahan subur bagi beberapa oknum mahasiswa untuk melakukan pungutan liar (Pungli) di Universitas Negeri Makassar (UNM) sektor Gunung Sari. Pungutan liar ini berkedok jasa parkir hingga desakan untuk membeli stiker dengan ukuran dan harga yang tidak sesuai. 

Salah satunya adalah Imul, peserta SBMPTN mengaku tidak senang dengan perlakuan yang diberikan, menurutnya stiker yang dijual tidak sesuai dengan harganya. “tidak saya suka ki, nasuruh ka bayar 20 ribu, tapi tidak sesuai dengan ukurannya,” ungkapnya.

Bukan hanya peserta SBMPTN aksi pungli ini juga dialami oleh Ahmad Ridwan, Mahasiswa Bidikmisi jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) yang hendak mendaftar ulang. Menurutnya aksi yang dilakukan oleh segelintir mahasiswa itu tampak seperti peman pasar. Selain itu ia juga menyampaikan kekecewaannya terhadap aksi tersebut.

“Kaya preman pasar kak, UNM dikenal sebagai Universitas Pendidikan tapi kelakuannya seperti itu,” ungkapnya saat ditemui.

Selain penjualan stiker, para oknum juga sengaja memberikan sebuah karcis parkir dikendaraan calon mahasiswa. Sehingga menjadi alasan untuk meminta tarif parkir saat calon mahasiswa hendak mengambil kendaraannya. Padahal, dalam kesehariannya kampus UNM tidak pernah memberlakukan tarif parkir.

Tidak main-main, tarif yang diberlakukan cukup beragam mulai dari Rp. 10.000 hinggga Rp. 20.000. Tak sampai disitu, beberapa mahasiswa yang menolak membayar tarif parkir atau membeli stiker justru terkena hantaman oknum mahasiswa.

Hingga aksi pungli ini berakhir, pihak keamanan kampus yang berada di lokasi justru tidak dapat menangani kasus tersebut.(AWZ)