Kedua kandidat yang beradu dalam Pemilu Kema FPsi UNM (23/05)
Hari ini pesta demokrasi kembali digelar di Fakultas Psikologi UNM, dua nama berebut satu jabatan sebagai Presiden Mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa F. Psi UNM. Dua nama tersebut ialah saudara saya Muh. Riszky dan Asmar Tahirman. Saya tidak ingin bercerita banyak tentang kedua calon itu, karena jelas saya tahu keduanya punya kelebihan masing-masing dan pengalaman yang lebih di lembaga kemahasiswaan, termasuk Riszky yang setahun lebih matang daripada Asmar (saya tidak memihak salah satu calon).

Tulisan ini saya buat lebih karena keresahan saya terhadap euforia pemilihan presma yang jauh dari kata meriah. Entah ini karena kedua calon tersebut berasal dari satu angakatan yang sama. tapi saya pikir itu bukan faktor utamanya. Asumsi terbesar saya mengarah pada antusiasme masyarakat psikologi yang mulai menurun terhadap lembaga kemahasiswaan. dari 741 mahsiswa aktif fakultas Psikologi hanya 392 yang menggunakan hak suaranya (52%), selebihnya 349 mahasiwa aktif (47%) yang memilih golput. Dari hasil tersebut Asmar Tahirman (nomor urut 2) unggul dengan perolehan suara 267 (36%) mengalahkan rivalnya Muh. Riszky yang hanya memperoleh 114 suara (15%) dan 11 suara (1%) yang dinyatakan tidak sah (sumber data: LPM Psikogenesis). 

Sebagai fungsionaris kelembagaan saya melihat hal tersebut sebagai isyarat bahwa kelembagaan kurang menarik lagi untuk dilirik oleh kawan-kawan mahasiswa, dimana tingkat persentase golput lebih tinggi daripada perolehan suara pemenang pemiluraya presiden mahasiswa. pemilihan presiden mahasiswa hari ini yang menjadi langkah awal periode 2016-2017 sedikit mendapat antusias dari masyarakat psikologi. sepanjang masa kampanye, uji publik, masa tenang, hingga hari H pemilihan, euforia demokrasi di Fakultas Psikologi tidak sama sekali terasa. Uji publik yang seharusnya menjadi ajang bagi masyarakat psikologi mengetahui lebih jauh mengenai kedua calon sangat minim antusias oleh masyarakat psikologi. 

Lagi-lagi jelas terlihat ketertarikan masyarakat psikologi terhadap masa depan lembaga kemahasiswaan sangat minim ataukah mungkin masyarakat psikologi sibuk oleh masing-masing urusannya? coba kita tanya pada dosen yang terlalu banyak memberi tugas. Kepekaan mahasiswa terhadap lembaga kemahasiswaan akhir-akhir ini terkikis oleh kesibukan akademik, seperti praktikum, pelatihan hingga turun lapangan yang sudah menjadi ciri khas mahasiswa psikologi. Kesibukan-kesibukan tersebut tidak bisa kita pungkiri lagi, dimana budaya akademik yang terlalu kuat telah menjadi tolak ukur keberhasilan seorang mahasiswa di dunia kampus, termasuk di psikologi. Namun, tanggung jawab akan masa depan lembaga tak kalah penting dibanding tugas akademik. 

Lebih dari itu terkadang mahasiswa mengkambing hitamkan kegiatan kelembagaan sebagai penyebab menurunnya Indeks Prestasi Komulatif (IPK) mahasiswa, padahal seharusnya kegiatan kelembagaan dijadikan sebagai tempat bagi mahasiswa untuk lebih mengembangkan diri dan mendapat ilmu tambahan yang tidak di dapat dalam ruang perkuliahan. Selain itu, jika kita melihat muatan-muatan materi yang terdapat dalam setiap aitem pengaderan di lembaga kemahasiswaan Fakultas Psikologi, muatan tentang akademik juga tetap dimasukkan dalam materi pengaderan, seperi halnya tata cara mereview jurnal, tugas-tugas tentang istilah yang terdapat dalam dunia psikologi, dan lain-lain.yang menyangkut tentang akademik. Sebagai mahasiswa seharusnya kita mampu mengawinkan antara kegaiatan akademik dan kegiatan kelembagaan, bukan mengedepankan salah satunya. 

Melihat kembali pemilihan hari ini yang sangt jauh dari kata meriah, seakan membuat saya bertanya kemana kader yang selama ini kita ciptakan, apakah hanya sampai pada pelaksanaan pengaderan saja? kemudian kita lepas bagai anak ayam yang kehilangan induk? tentunya tidak. sebagai fungsionaris kelembagaan seharusnya kita tetap melirik adik-adik kita, menuntunnya untuk tetap dekat dengan lembaga, membangun komunikasi dengan mereka melalui-melalui diskusi-diskusi kecil, melalui kajian untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang lembaga atau bahkan sampai pada pengaplikasian muatan-muatan pengaderan yang telah mereka dapat di pengaderan dasar. Saya pikir dengan langkah kecil kita itu semangat berlembaga kawan-kawan akan semakin besar. sehingga, kepekaan dan kepedulian mahasiswa akan pentingnya berlembaga kembali muncul dalam diri mereka.

Namun satu kesyukuran yang saya dapat dipemilihan hari ini, pemilih yang ikut berpartisipasi dalam pemiluraya hari ini lebih dari 50% dari DPT yang dikeluarkan oleh KPU. setidaknya masih ada harapan untuk kepengurusan periode depan. tongkat estafet masih harus terus dilanjutkan. Sebagai akhir dari tulisan ini saya menaruh harapan yang sangat besar kepada saudara saya Asmar Tahirman sebagai presiden mahasiswa terpilih periode 2016-2017 agar pada masa pemerintahannya lembaga kemahasiswaan kembali seksi untuk dilirik oleh masyarakat psikologi.

Memang sulit untuk hal tersebut bagi anda, namun ini realitas kelembagaan kita saat ini, anda harus menjalankan roda kepengurusan periode depan dengan baik sehingga lembaga kemahasiswaan kemabali seksi untuk dilirik oleh masyarakat psikologi. Untuk saudara saya Muh. Riszky saya juga menaruh harapan besar agar tetap eksis dalam mengawal jalannya kelembagaan periode depan, kekalahan dalam pemilu hari ini tidak membuat anda harus berhenti untuk mengabdi, karena saya yakin pengalaman yang anda miliki sangat dibutuhkan oleh periode depan. Sekali lagi saya menaruh harapan besar kepada anda berdua juga seluruh fungsionaris kelembagaan periode depan, buktikan bahwa kelembagaan kita masih seksi untuk dilirik dan jangan matikan pergerakan kemahasiswaan di kampus orange. 

Sebagai penutup tidak lupa saya sampaikan ucapan terima kasih kepada rekan seperjuangan saya Bung Mudabbir Hasan Basri sebagai Presiden Mahasiswa periode 2015-2016 dan seluruh jajarannya yang telah memberikan warna berbeda selama setahun ini di lingkungan Keluarga Mahasiswa Psikologi. Semoga kelak kita bisa bersama untuk mengawal jalannya kegiatan kelembagaan yang sudah menjadi bagian dari tanggung jawab kita bersama.

Hidup mahasiswa. hidup mahasiswa dan hidup mahasiswa.!!!

Herman Malik
(Jalan Poros Maros-Pangkep, 23 Mei 2016)