Sumber: Dok. Pribadi Mudassir Hasri Gani, S.Psi (Alumni FPsi UNM)
Melalui tulisan ini, saya pribadi akan mengajak para pembaca untuk berada diruang masa lalu, dan masa akan datang. Berada dalam ruang tersebut tidak mesti kita harus menjadi kembali (dibaca : baper) tapi hanya refleksi dan proyeksi akan diri kedapannya.  
Apabila kita mengamati perkembangan seorang anak. Dalam tubuhnya, terdapat berbagai macam sensory (nature), diantaranya sensory system, sensory neuron, sensory receptor, sensory perception, dan sensory ecology. Di sisi lain, lingkungan semasa perkembangan anak menyediakan stimulus-stimulus terhadap sensory tersebut, baik berdasarkan suatu desain tertentu maupun nurture.. Maka disinilah arti dan peran penting bagaimana stimulus-stimulus yang tepat untuk mengembangkan ketiga faktor penting yang menyangkut perkembangan anak, yaitu afektif, intelektual, dan psikomotor.
Akan menuju kemana arah perkembangan anak atau hendak berwujud seperti apa perkembangan anak selanjutnya sangat tergantung kepada bagaimana rangsangan-rangsangan tersebut didesain dan muncul secara alami dalam interaksi yang alami pula. Kedua desain rangsangan sensori tersebut akan selalu menyertai perkembangan anak sejak lahir hingga dewasa, mulai dari lingkungan keluarga hingga lingkungan masyarakat.
Pakar psikologi dari Kanada Dr. Donald Hebb pernah menjawab pertanyaan para wartawan yang bertanya manakah yang lebih penting antara nature dan nurture. Dia pun menjawab, "Which contributes more to the area of a rectangle, its length or its width.
Hal tersebut juga dibenarkan oleh Freud yang mengatakan bahwa perilaku manusia ditentukan berdasarkan masa lalunya. Hal ini juga berkaitan dengan pepatah yang mengatakan bahwa apa yang kamu lakukan pada masa lalu merupakan cerminan dirimu dimasa akan datang.
Tentu, kita tidak semua sependapat akan pendapat tersebut namun kita juga tidak dapat tidak membenarkannya. Karena Adler melihat bahwa motivasi manusia adalah suatu hal yang menentukan masa depannya. Dia mengatakan bahwa hanya perjuangan menjadi superior yang dapat menjelaskan kepribadian dan tingkah laku seseorang. Terdapat kata perjuangan superior artinya perjuangan yang keras, kuat dan tekad yang gigih untuk dapat menjelaskan bagaimana diri kita, apakah tetap sama dengan masa lalu ataukah menjadi lebih baik dari sebelumnya. Superior kalau dalam islam berarti Man Jadd Wa Jada “siapa yang akan bersungguh sungguh maka ia akan mendpaatkannya”. So, just yourself that determines your fate.
Mahasiswa vs Sarjana
Ketika menjadi mahasiswa jadwal padat selalu ada hingga akhir pekanpun tidak terasa terlewati karena disibukkan oleh tugas akademik dan kegiatan kemahasiswaan. Namun hal tersebut hanya berlaku untuk mahasiswa yang aktif akademik dan organisasi. Menjadi mahasiswa yang aktif itu sah-sah saja namun jangan sampai melupakan pengabdian yang sesungguhnya di luar dari tri dharma perguruan tinggi yaitu mengabdi kepada kedua orang tua.
Dan ketika sarjana ada dua hal yang menjadi ketakutan mahasiswa untuk tidak segera menyelesaikan studinya terlepas dari factor “diri” nya sendiri yaitu : 1. Lapangan pekerjaan, dimana seseorang takut dikatakan atau di beri label pengangguran. 2 I ngin memperdalam mata kuliah sehingga khatam dengan keilmuan yang dijalani biasanya hingga 3 kali pendalaman program kuliah.
Seorang sarjana terkhusus untuk sarjana Psikologi harus memiliki mind set berpikir layakanya perkembangan anak. Semua berawal dari bawah, begitupun dengan pekerjaan, untuk menjadi pimpinan kita harus pernah di pimpin agar kita mengetahui karakter, perasaan orang yang akan dipimpin. Untuk mencapai tingkat yang tinggi, semua butuh waktu dan proses. Untuk mengisi waktu dan proses tersebut maka perbanyaklah mengikuti pelatihan yang berkaitan dengan keilmuan Psikologi seperti Administrasi alat tes, Teknik Interview, dll. Hal ini akan sangat berguna untuk membekali diri bersaing dengan pelamar yang lainnya.
Ketika kita belum mendapatkan pekerjaan atau biaya untuk melanjutkan studi, hal yang dilakukan adalah dengan aktif dalam LSM, atau Komunitas seperti di LKPARC mengenai permasalahan anak dan remaja atau menjadi volunteer di kegiatan sosial lainnya. Hal yang disayangkan ketika kita hanya menjadi passif di zaman yang penuh percepatan saat ini, tentu kita akan menjadi sangat tertinggal.
Menjadi bagian dari psikologi itu tidak mudah, karena yang pertama kali harus diluruskan adalah diri kita sendiri untuk membantu orang lain. Memang tidak ada manusia yang sempurna, namun jangan sampai ketidaksempurnaan selalu menjadi alasan fundamental untuk mengulang kesalahan. Selamat menikmati fase before buat teman-teman yang masih berjuang dan semangat berjuang buat teman-teman yang mengalami fase after.
Cara paling efektif mencapai masa depan yang cerah adalah dengan Menghadapi masa kini secara berani dan konstruktif. – Rollo May
Makassar, 21 Oktober 2016

Penulis,
Mudassir Hasri Gani, S.Psi
Founder LKPARC

Posting Komentar