![]() |
Ilustrasi tempat wudhu Sumber: daarulmultazam.blogspot.com |
Psikogenesis, Rabu , (09/11)- Meskipun telah berhasil meraih Akreditasi B,
Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) masih memiliki
kekurangan untuk sarana dan prasarana yang mendukung aktivitas di kampus.
Sebagai mahasiswa yang menggunakan fasilitas ibadah di
kampus, Andi Rizkintha Ashari mengeluhkan kondisi toilet, tempat wudhu, serta
fasilitas shalat kurang memadai. Kondisi tempat wudhu dengan air yang keruh,
alat sholat wanita kurang terawat, lantai licin dan kurangnya sumber
pencahayaan seperti lampu di area tempat wudhu menjadi keluhan dari mahasiswi
tersebut. “Airnya biasa nda nyala atau biasa nyala ji tapi keruh, gelap juga,
apalagi disuruh ki lepas alas kaki kalau masuk wudhu padahal di dalam kotor
terus mukenahnya yang kurang terawat," ungkap mahasiswi yang akrab disapa
Kintha.
Adanya himbauan untuk melepas alas kaki ketika akan berwudhu
juga dinilai kurang tepat bagi mahasiswa jika mengingat kondisi lantai yang
kotor dan licin. Kondisi lantai yang kotor dan licin itu sendiri dinilai
merupakan akibat area wudhu yang menjadi jalur menuju toilet. “Tidak mungkin
juga kita yang mau berwudhu buka sepatu, karena di dalam juga kotor dan
licin," tambah mahasiswi angkatan 2015 itu.
Hal serupa juga diungkapkan oleh mahasiswi bernama Inna
Mutmainnah. Mahasiswi angkatan 2015 tersebut mengeluhkan sumber air yang akan
digunakan untuk berwudhu kadang tidak berfungsi sehingga mengganggu aktivitas
ibadah dan kurangnya alat sholat untuk perempuan menyebabkan antrian yang cukup
lama. “Airnya biasa tidak nyala, mukenah juga masih kurang. Jadi biasa harus ki
dulu mengantri,” tuturnya.
Menanggapi keluhan-keluhan tersebut, Muh. Daud selaku Pembantu Dekan II Bidang
Sarana dan Prasarana mengaku baru mengetahui hal tersebut dan akan memberikan
tindaklanjut di masa mendatang. "Saya baru mendapat laporan, jadi saya
belum tentu menindaki langsung," ungkapnya saat di temui di ruangannya
pada Selasa, (08/11). (ND)
Posting Komentar
Posting Komentar