Workshop PKM 5 di ruang BM 101 FPsi UNM (24/09).
Sumber: Dok. LPM Psikogenesis

Target 250 proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang dicanangkan Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar (FPsi UNM) pada tahun 2016 gagal dicapai. Berdasarkan data dari simbelmawa.ristekdikti.go.id yang diunggah pada Kamis, (17/11), UNM berhasil mengirim 639 proposal dan FPsi berada di urutan ke-5 dengan jumlah 20 proposal PKM.

Jumlah PKM yang dikirim mahasiswa psikologi UNM tahun ini menurun dratis dibandingkan tahun 2015. Setelah berhasil meraih peringkat pertama program studi (prodi) pengirim proposal PKM terbanyak tahun 2015 dengan 111 proposal, kini FPsi hanya mengirim 20 proposal atau sekitar 8% dari target yang diharapkan.

Pembantu Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Ahmad Razak membenarkan bahwa jumlah PKM yang dikirim mahasiswa tahun ini jauh dari harapan. Namun di samping itu, Dosen mata kuliah Konseling ini tak menampik bahwa kegiatan kemahasiswaan yang cukup padat menjadi faktor kurangnya perhatian yang diberikan mahasiswa untuk PKM.

Lebih lanjut, Ketua Asosiasi Psikologi Islam wilayah Timur ini juga menambahkan bahwa fakultas tidak menuntut kuantitas PKM yang harus dibuat oleh mahasiswa, namun lebih menekankan pada kualitas PKM itu sendiri. Menurutnya, kegiatan PKM harus terukur dan terencana sematang mungkin, sehingga proposal yang terkirim tidak hanya asal buat.

"Kita nda pentingkan kuantitasnya, yang penting kualitasnya, buat apa juga banyak yang masuk kalau ujungnya cuma satu dua orang yang berhasil," ungkapnya saat ditemui di ruangan PD III pada Senin, (28/11).

Salah satu mahasiswi psikologi, Nurfadillah Safar, turut menanggapi situasi ini. Menurutnya, minat mahasiswa membuat PKM semakin turun. Disamping padatnya aktivitas akademik, kelengkapan administrasi juga menjadi hambatan mahasiswa mengirim PKM-nya sesuai jadwal.

"Ada ji bisa ku kirim, cuma itu sekarang banyak tugas, terus administrasi banyak yang harus dikumpulkan dan itu memakan waktu banyak juga," tuturnya.

Mahasiswi angkatan 2014 ini menjelaskan bahwa hambatan lain yang dirasakan adalah terkait keharusan penyusunan PKM per-tim, sementara mencari anggota tim yang memiliki minat dan semangat menyusun PKM hingga akhir cukup sulit, melihat kebanyakan mahasiswa hanya ingin terima beres.
"Itu kalau cari teman juga, saya liat orang-orang juga nda minat-minat amat ji bikin," tambahnya.


Mahasiswi yang akrab di sapa Dilah ini berharap pendampingan PKM tidak hanya sebatas pengiriman saja tetapi juga berlanjut hingga PKM itu lolos dan dilaksanakan, penyadaran diri terkait efek kegiatan PKM untuk diri sendiri dan fakultas juga harus dievaluasi kembali. (ALF)

Posting Komentar