Pemaparan visi misi calon Ketua Umum BKM FSI Kema FPsi UNM dalam Musyawarah Mahasiswa Muslim Psikologi (Mumamupsi) di Jl. Sultan Alauddin no. 61 Pa'baeng-Baeng, Selasa, (20/07).


Psikogenesis, Kamis (22/06) - Setelah mengalami penundaan, Musyawarah Mahasiswa Muslim Psikologi (Mumamupsi) XIV Biro Kegiatan Mahasiswa (BKM) Forum Studi Islam (FSI) Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) akhirnya mengangkat Satriani sebagai Mas'ul (baca: Ketua Umum) BKM FSI periode 2017-2018 pada hari Selasa (20/07) di Jl. Sultan Alauddin no. 61, Pa'baeng-baeng, Makassar.

Dylan Danny Arista selaku Mas’ul BKM FSI periode 2016-2017 menuturkan bahwa selama kurang lebih satu minggu Mumamupsi berstatus pending, telah diadakan konsolidasi bersama mantan fungsionaris BKM FSI terkait kriteria calon ketua umum yang tidak terpenuhi. "Selama satu minggu itu kita mengadakan konsolidasi dengan alumni maupun ketua pendahulu untuk menanyakan saran. Dan ada satu nama yang sebenarnya tidak mau sekali namun akhirnya bersedia karena dukungan dari kakak-kakak sekalian yaitu Satri," ungkap mahasiswa angkatan 2013 ini.

Satriani selaku Mas’ul BKM FSI Terpilih periode 2017-2018 ini mengungkapkan bahwa ia sebelumnya tidak memiliki niatan untuk mencalonkan diri sebagai ketua umum. “Itu hari bukan saya yang mencalonkan. Awalnya saya tidak bersedia karena kupikir banyak kekuranganku dan untuk menjadi pemimpin, Mas’ul sendiri memang cocoknya laki-laki,” ungkap mahasiswi yang akrab disapa Satri.

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa kesediaannya menjadi calon ketua umum didasari oleh banyak pertimbangan, seperti terpenuhinya seluruh kriteria yang ditetapkan sebagai Mas'ul. “Calon ketua umum lain banyak yang melulusi Latihan Kepemimpinan (LK) II sebagai kriteria utama, namun ada yang terkendala di IPK dan perizinan orang tua. Kebetulan IPK saya mencukupi dan untuk perizinan orang tua tidak ada masalah asal bisa mengatur waktuku sendiri,” tambahnya. 

Sebagai Mas'ul Terpilih, Satri berharap agar kedepannya BKM FSI dapat memberi warna pada Psikologi UNM dengan nuansa islami melalui dakwah hingga kajian-kajian yang akan dilaksanakan nantinya. “Artinya, bukan hanya masyarakat Psikologi yang diberi dakwah tapi baik dosen-dosen dengan cara melibatkan mereka untuk jadi pemateri di kajian-kajian kami dan sebagainya,” jelasnya. 

Melihat kekurangan-kekurangan kepengurusan FSI pada periode lalu, Dylan berharap bahwa Satriani dapat menutupi kekurangan tersebut baik dari segi kepengurusan yang kurang aktif maupun dari kegiatan-kegiatannya. (SZ)

Posting Komentar