Mahasiswa baru angkatan 2015 FPsi UNM saat mengikuti kegiatan LDKM  yang dilaksanakan di gedung BMPDK Jln. Bontolangkasa No. 7/9
Sumber: Akun Instagram Psyzoistory

Psikogenesis, Senin (06/11)- Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa (Kema) Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) melalui Kementerian Riset dan Propoganda (Kemenrispro) akan kembali mengedukasi terkait esensi penggunaan jas almamater pada mahasiswa baru (maba).

Tindakan ini bukan tanpa sebab, pasca beredarnya pamflet anti-jas almamater (baca berita sebelumnya: http://www.psikogenesis.com/2017/11/begini-alasan-maba-fpsi-tolak-kebijakan_37.html?m=1) Jumat (29/10), presiden mahasiswa (presma) BEM Kema FPsi UNM, Wija Hadi Perdana menginisiasi untuk reedukasi soal jas almamater. Wija memandang penyampaian maupun kata-kata yang terkandung pada pamflet bertolak belakang dengan esensi aturan penggunaan jas almamater. “Orang yang membuat pamflet itu, bisa jadi memiliki pemahaman yang minim dengan fakta yang sebenarnya,” tuturnya

Saat ini, BEM akan menempuh jalur persuasif kepada maba untuk mempertanyakan apakah maba telah paham kenapa mereka diwajibkan memakai jas almamater. “Kalau tidak, kita coba luruskan apa sebenarnya alasan menggunakan almamater itu,” ungkap pria asal Bone ini.

Disamping itu, BEM juga akan merancang sebuah propaganda dari Kemenrispro untuk membuat penjelasan seputar alasan dan kegunaan penggunaan jas almamater. "Itu sih masih dibicarakan di tataran rispro (baca: Kemenrispro),” jelasnya.

Melalaui Kemenrispro, diharapkan penanaman nilai-nilai jas almamater pada maba akan mudah tersampaikan. “Jadi ibaratnya ini bisa meng-counter penjelasan pamflet itu, sehingga orang bisa paham oh ini tawwa esensinya,” pungkasnya. (BM)

Posting Komentar