Suasana tempat wudu Musala baru FPsi UNM
Sumber: Dok. LPM Psikogenesis
Psikogenesis, Jumat (17/11)-Tempat wudu baru yang dibuat tempo hari di gedung BM, Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) menuai kritikan dari mahasiswa. Beberapa mahasiswa mengungkapkan ketidaknyamanannya terkait tempat wudu tersebut.

Seorang mahasiswi berinisial AA mengungkapkan bahwa tempat wudu tersebut tidak efektif karena terkadang airnya tidak mengalir serta jalur wudu laki-laki dan perempuan yang sama. “Kalau menurutku tempat wudu tersebut tidak efektif ki karena sering ki tidak mengalir airnya terus satu tempat ki laki-laki dan perempuan meskipun ada ki pembatasnya tapi tetap ki kelihatan kaki ta dari luar,” tuturnya.

Kritikan serupa juga diungkapakan oleh mahasiswa berinisial OL. Menurutnya tempat wudu kurang nyaman karena kebersihannya yang tidak terlalu terjaga. “Kalau masalah kebersihan tidak terlalu bersih ki, mestinya beda ki untuk tempat wudu akhwat sama ikhwannya. Karena begitu masuk ki di pintu ada yang berwudu yang ikhwan to, akhwatnya juga lewat-lewat nda bagus ki to,” jelasnya.

Baik AA dan OL berharap agar jalur wudu laki-laki dan perempuan dapat dipisahkan. “Harapanku dipisahkan tempat wudu laki-laki dan perempuan terus lebih diperhatian ki lagi mengenai airnya,” ungkap AA.

Menanggapi hal tersebut Muh. Daud selaku Pembantu Dekan (PD) II Bidang Administrasi dan Keuangan mengharapkan agar mahasiswa seharusnya dapat berkompromi dengan kondisi tersebut. “Kenapa mahasiswa tidak belajar menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Jangan menuntut yang berlebih yang tidak bisa kita penuhi,” ujarnya.

Terkait air yang tidak mengalir pada tempat wudu, dosen yang akrab disapa Daud ini menjelaskan bahwa hal tersebut karena tidak adanya penampungan air sehingga ketika keran air ditutup maka tidak ada air yang mengalir ke tempat wudu. “Saya rencananya mau buat penampungan khusus. Jadi nanti ada penampungan khusus di atas untuk air wudu,” bebernya. Mengenai tempat wudu, dosen Psikologi Perkembangan ini tegas menyatakan jika mahasiswa tidak dapat berkompromi dengan kondisi silakan mencari tempat lain. “Kalau ada yang merasa risih wudu di situ campur laki-laki, cari tempat lain,” tegasnya. Namun, Daud berjanji akan mempertimbangkan harapan dari mahasiswa untuk memisahkan tempat wudu antara laki-laki dan perempuan. “Nanti saya coba usahakan, saya bicarakan sama pak dekan dulu. Kalau itu jadi masalah saya buatkan pembatas, apa boleh buat, biar mi jadi sempit to,” tutupnya. (AMY)

Posting Komentar