Suasana pembagian buku Kema kepada Maba FPsi UNM di Baruga Psikologi UNM, Jumat (27/10).
Sumber: Dok. LPM Psikogenesis.

Psikogenesis, Senin (30/10)- Buku Keluarga Mahasiswa (Kema) yang awalnya dikenal sebagai buku Orange akhirnya resmi dibagikan kepada seluruh Mahasiswa Baru (Maba) Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) baik kelas Makassar maupun kelas Parepare. Buku ini diberikan langsung oleh Kementerian Pendidikan dan Pelatihan (Kemendiklat) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Kema FPsi UNM pada Jumat (27/10) di Baruga FPsi UNM.

Tak jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, buku Kema berisi konten seperti profil dosen FPsi UNM, daftar alumni, pengenalan Biro Kegiatan Mahasiswa (BKM), dan pengenalan setiap angkatan Fakultas Psikologi UNM. Selain itu, buku Kema juga berisi daftar nama-nama mahasiswa yang masih terhitung aktif berkuliah di FPsi UNM. Konten yang sangat informatif inilah yang menjadikan buku Kema sebagai media untuk saling mengenal antara maba dengan mahasiswa di berbagai angkatan FPsi UNM lainnya.

Salah satu maba kelas Makassar bernama Nursyaidah mengungkapkan bahwa dengan adanya buku Kema, dirinya merasa akan lebih terbantu dalam berinteraksi dengan angkatan lain di FPsi UNM. “Buku Kema ini sangat bermanfaat, seperti yang kita tahu sulit ki berkomunikasi sama kakak-kakak karena kalau mau ki mengobrol kayak tidak ada alasan ta. Jadi dengan adanya ini buku Kema, bisa ki mengobrol sama kakak-kakak,” tuturnya.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Syahrul Jamal, yang juga merupakan maba kelas Makassar. Menurutnya, buku Kema sangat berguna untuk mengenal teman dan kakak seniornya serta membangun relasi bagi keduanya. “Buku Kema ini sangat berguna untuk mengenal kakak-kakak dan angkatan kami (baca: maba 2017) agar mereka dapat membantu kita dari segi tugas dan kita juga bisa membantu mereka kalau ada kebutuhannya,” ungkap mahasiswa asal Soppeng ini.

Meski demikian, saat ditanya terkait waktu pembagian buku Kema, baik Nursyaidah dan Syahrul menyayangkan keterlambatan yang terjadi dan menilai hal tersebut akan sangat baik jika dibagikan lebih awal. “Seandainya lebih awal dibagikan pasti lebih baik,” ungkap mahasiswa yang akrab disapa Syahrul ini.

Senada dengan dua orang rekannya, Reski Marwan sebagai maba FPsi UNM kelas Parepare juga menilai bahwa kehadiran buku Kema akan sangat berguna bagi dirinya dan teman-temannya yang berkuliah di Parepare. “Ini buku sangat membantu, terus kita (baca: maba Parepare) di Parepare susah untuk komunikasi sama kakak-kakak, jadi ini sangat membantu,” jelasnya.

Terkait pengisian buku Kemanya, Reski dengan bersemangat menuturkan bahwa ia dan rekannya dari Parepare akan berusaha untuk mendapatkan kontak dari teman dan kakak seniornya pada Sabtu (28/10) sebelum ia kembali ke Parepare. “Besok (baca: Sabtu) masih ada acara kak jadi diusahakan besok,” ungkapnya saat ditemui di Baruga FPsi UNM pada Jumat (27/10).

Terkait keterlambatan jadwal pembagian buku Kema, Miqiyal Akbar selaku Ketua Komisi I Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (Maperwa) Kema FPsi UNM menjelaskan bahwa jumlah buku yang harus dicetak oleh Kementerian Pendidikan dan Pelatihan (Kemendiklat) menjadi salah satu penghambatnya. “Sebaiknya buku Kema itu cepat ki pengadaannya, seharusnya mereka (baca: Kemendiklat) lebih sigap menyiapkan buku Kema,” harapnya.

Laela Sabrianti, mantan Menteri Pendidikan dan Pelatihan (Mendiklat) periode 2016/2017 juga menyayangkan sikap dari Kemendiklat periode tahun ini dan berharap agar setiap kegiatan yang telah diatur dapat dilaksanakan dengan tepat waktu. “Harapannya untuk Diklat, kalau sudah buat aturan tentang ini dan itu harus dingat jangan dilupakan,” tutupnya.

Hingga berita ini diterbitkan, pihak terkait yakni Kemendiklat enggan memberikan komentar mengenai keterlambatan pembagian buku Kema dan mekanisme buku Kema pada maba FPsi Kelas Parepare mengingat maba 2017 merupakan angkatan satu-satunya di kota Parepare tersebut. (AMY)

Posting Komentar