![]() |
Sumber: 121clicks.com |
Waktu memang
berjalan sangatlah cepat. Tak terasa kini sudah dua tahun dia menikmati harinya
sebagai mahasiswa arsitek di salah satu perguruan tinggi negeri. Gadis bernama
lengkap Cyntia Dewi tersebut hampir melepaskan mimpinya ketika dia menjalani
hidup sebagai mahasiswa keguruan. Masih segar di ingatan gadis tersebut mengenai
momen indah yang dirasakannya ketika masih berstatus sebagai mahasiswi
perguruan tinggi swasta. Kala itu, dia beserta seluruh kawannya hobi untuk
menghabiskan waktu di taman dekat kampusnya. Perjalanan ke luar kota dengan
mereka juga masih tersimpan sebagai salah satu kejadian terbaik di hidupnya.
Satu hal lain yang juga tak akan pernah dilupa oleh gadis itu adalah ucapan
dari salah seorang temannya kala itu.
Bisakah kau untuk tetap tinggal?
~~~~
Embusan angin yang
menggelitik tidak mampu menganggu atensi seorang gadis berambut pendek itu.
Perpaduan antara petikan senar gitar serta suara merdu membuatnya menerbitkan
seulas senyum. Kelopak matanya kini tertutup menandakan bahwa lagu yang
terdengar begitu memanjakan telinganya. Lirik demi lirik yang terdengar seakan
menggambarkan dirinya. Hiruk-pikuk suara tepuk tangan pun terdengar menandakan
bahwa lantunan indah itu telah selesai.
Segala pujian lalu dilontarkan oleh kawan sekitar. Sang-pelantun-indah tersebut
hanya mampu tercengir. Pun kemudian kakinya dilangkahkan ke arah gadis yang
sedari tadi tersenyum selama penampilannya.
“Bagaimana menurutmu, Tia?” tanya pria itu sembari menempatkan dirinya di sebelah kanan Tia. Gadis itu mengacungkan kedua jempolnya dan mengucapkan pujian seperti biasa sembari tersenyum kepada Adit, pria tersebut. Pun kemudian Adit menyambut senyum itu dengan melakukan yang sama dengan gadis tersebut.
“Bagaimana menurutmu, Tia?” tanya pria itu sembari menempatkan dirinya di sebelah kanan Tia. Gadis itu mengacungkan kedua jempolnya dan mengucapkan pujian seperti biasa sembari tersenyum kepada Adit, pria tersebut. Pun kemudian Adit menyambut senyum itu dengan melakukan yang sama dengan gadis tersebut.
Satu jam pun telah berlalu dengan cepat. Para kawan yang turut berada di taman memutuskan untuk pamit. Di bawah langit senja, terlihat sepasang insan yang melangkahkan kakinya seirama. Obrolan yang tak terputus, perdebatan kecil, hingga suara tawa yang terdengar begitu menggambarkan kedekatan antarkeduanya. Dari jauh pun begituterasa atmosfer hangat di antara mereka.
~~~~~
Nada bicara pria itu masih terngiang-ngiang di telinganya. Tak ada
kabar dari pria itu hingga kini, satu tahun setelah gadis itu pergi. Menghabiskan
hari bersama pria tersebut memang menyenangkan. Mendengarnya memainkan gitar,
mengalunkan salah satu lagu kesukaannya, mengerjakan tugas, hingga obrolan
tidak penting pun membekas diingatannya. Betapa Tia ingin tinggal waktu itu,
namun mimpinya semakin dekat untuk diraihnya. Logika tak mengizinkannya untuk
membuang mimpinya sebagai arsitek demi sebuah permohonan yang bahkan tak
memiliki alasan mendasar. Biarlah seluruh kenangan yang telah ditorehnya
bersama pria tersebut menjadi cerita untuk dirinya di masa depan. Biarlah kini
mereka sekarang menjalani hidup seperti jam 12.30, yang berjalan dengan saling menjauh
satu sama lain.
-Aimi-
Posting Komentar
Posting Komentar