Di tahun 1998, John Archer bersama empat rekannya; Jane Irelan, Su-Ling Armos, Helen Broad, dan Lisa Currid, merilis Derivation on homesickness scale yang diterbitkan oleh British Journal of Psychology. Dalam jurnal tersebut mereka mengoperasionalkan homesickness sebagai reaksi psikologis terhadap perubahan kondisi, dari lingkungan yang sebelumnya individu kenali secara akrab. Mereka mengutip salah satu penelitian Fisher yang menjelaskan perkembangan homesickness pada mahasiswa tahun pertama di masa enam minggu pertama. 

Muh. Nur Hidayat Nurdin mengungkapkan bahwa dosen-dosen tetap bekerja seperti biasanya. "Kami (baca: dosen) tetap ngantor, nda libur, tetap masuk," tuturnya. 

Senada dengan hal tersebut, dosen Psikologi Sosial, Kurniati Zainuddin mengungkapkan hal serupa. Kurniati mengungkapkan bahwa saat mahasiswa libur, para dosen melakukan pemeriksaan ujian, menguji dan membimbing skripsi serta hal-hal lainnya yang menyangkut nilai mahasiswa dan penyusunan kontrak kuliah. "Mulai pemeriksaan ujian, pemasukan nilai, rapat evaluasi perkuliahan, rapat persiapan kuliah semester selanjutnya, penyusunan kontrak dan RPS (baca: Rencana Pembelajaran Semester) kuliah, penelitian dan pengabdian, menguji dan membimbing skripsi,  nda libur," ungkapnya.

Begitu pun dengan Pembantu Dekan 3 (PD 3) Ahmad Razak. Dosen Psikologi Pendidikan ini menuturkan dosen-dosen tidak memiliki libur dan tetap aktif mengikuti berbagai kegiatan internal dan eksternal. “Kita (baca: dosen-dosen) juga tetap mengikuti pelatihan-pelatihan seperti kemarin itu pelatihan tentang TBT (baca: Theory Building Training). Selain itu, rapat-rapat tentang persiapan-persiapan perkuliahan, rapat akademik, penentuan jadwal mata kuliah dan dosen pengampunya, jadwal mengajar di Parepare, dan mungkin juga banyak kegiatan-kegiatan eksternal misalnya kegiatan kerjasama MoU (Memorandum of Understanding) dari dinas-dinas yang selama ini kita (baca: dosen) lakukan apakah itu bentuknya asesmen atau bentuknya pelatihan,” tuturnya.

Ahmad Razak juga menuturkan jika dirinya pribadi tetap stand by di kampus setelah UAS. “Saya tetap stand by di kampus untuk membenahi berkas-berkas kemahasiswaan,” akunya. Menurut keterangannya, sebenarnya ia memiliki waktu libur seperti saat hari ahad namun, dipakai untuk kegiatan kemahasiswaan. “Sebenarnya kita bisa libur waktu ahad tapi, sekali lagi libur itu dipakai untuk di kampus karena lembaga-lembaga kemahasiswaan juga mau bikin aksi jadi kita rapat lagi,” tandasnya. Hingga saat ini Ahmad Razak mengaku dosen-dosen tetap melakukan pembimbingan skripsi, ujian proposal, ujian skripsi, persiapan penelitian dan pengabdian. “Sampai sekarang menguji juga tetap jalan, ujian proposal, ujian skripsi. Jadi mulai dari kaprodi, sekretaris prodi, dekan, pembantu dekan semua jalan. Dosen-dosen pun tetap mengurus urusannya masing-masing, persiapan untuk penelitian dan pengabdian. (ANR/AMY/TEN)

*Laporan tambahan, Tabloid Edisi XVII, Januari 2018

Posting Komentar