Sumber: Google.com

/1/

Hidung-hidung basah menyambut pulangku
Di antara mata-mata semburat merah jambu
Ditaburilah sedikit gula dapur
Kemudian bertukar tawa
Sebab angin bosan mengantar lara

/2/
Kupungut satu persatu
Kepingan kenangan tentang pemulung kecil yang menangis di depan pintuku
Ia bosan terus menerus memungut sisa-sisa
Sesuap kehangatan, sepotong tawa, dan seonggok keluarga
Katanya "Apakah jika setiap orang yang kusayangi berkumpul disatu tempat itu bisa disebut rumah?"
Kemudian ia menyayatkan kepingan penghabisan waktu di nadinya
Aku hanya dapat terdiam ketika ia memelukku dengan matanya yang senduh
Kemudian kuantar ia pada keluarganya yang lebih dulu pulang ke dalam tanah

*Oleh: Dwiridh

Posting Komentar