Presidential Debate Reaction oleh Social Psychology Study Club di Hotel Lariz lt. 8, Sabtu (19/01)
Sumber: Dok. LPM Psikogenesis

Psikogenesis, Minggu (20/01)- Presidential Debate Reaction telah digelar oleh Social Psychology Study Club (SPSC) dan berlangsung di Hotel La'riz lt. 8, Sabtu (19/01).

Kegiatan yang disponsori oleh Human Investa ini dilaksanakan dalam bentuk diskusi panel dengan mendatangkan dua narasumber, yakni Muhammad Rhesa selaku pengamat psikologi politik dan Mikel Kelvin selaku pengamat hukum dan advokat.

Anhar Dana Putra selaku penanggung jawab kegiatan mengungkapkan bahwa kegiatan diskusi ini memperbincangkan reaksi masyarakat terhadap masing-masing calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Republik Indonesia (RI) pasca debat I capres-cawapres yang dilaksanakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Kamis (17/01) lalu, dengan menggunakan kacamata psikologi politik dan hukum. "Kan ini kita mau tau bagaimana caranya kita kumpul terus bicara soal debat presiden," ungkapnya.

Daju, sapaan akrabnya, juga menjelaskan bahwa dalam menilik masalah politik, khususnya capres-cawapres, tidak hanya dapat menggunakan ilmu ekonomi atau hukum seperti diskusi yang biasanya dilakukan. Namun, juga dapat diamati melalui perspektif psikologi. "Jadi mengisi ruang kosong psikologi dalam perbincangan soal politik, di sini, di Indonesia, kan itu yang kurang," jelasnya.

Melalui kegiatan yang dihadiri oleh sekitar 50 peserta ini, Daju berharap agar para peserta dapat ikut berdiskusi dan belajar bersama-sama, serta lebih mengenal ilmu psikologi yang juga dapat digunakan untuk menganalisis masalah politik. "Kan banyak dari luar juga (baca: peserta) nda dari psikologi, jadi mereka juga bisa mengenal bahwa psikologi juga bisa loh dipakai menganalisis permasalahan-permasalahan bangsa, khususnya politik, atau lebih khusus lagi pilpres (baca: pemilihan presiden)," pungkasnya. (ZN)

Posting Komentar