Wiljan Pluim
Sumber: Laman Instagram Wiljan Pluim
Psikogenesis, Kamis (31/01)- Wiljan Pluim atau dalam pelafalannya Wi-li-an Plo-em adalah seorang pemain sepakbola berkebangsaan Belanda dan sekarang bermain untuk PSM Makassar. Pemain dengan tinggi badan 192cm tersebut pertama kali membela Pasukan Ramang pada tahun 2016 lalu.

Di awal kemunculannya, pemain yang sering disapa Willy ini adalah enigma. Banyak sekali pertanyaan yang dialamatkan kepadanya. Tentang latar belakang, gaya permainan hingga bagaimana ia akan beradaptasi kembali usai cedera panjang yang membuat dia dibuang dari klub sebelumnya, Binh Duong.

Namun perlahan-lahan, pemain bernomor punggung 80 ini mulai menunjukkan kelasnya sebagai pengatur permainan yang handal, menjadi pemain yang paling sentral dalam perjalanan PSM dari peringkat 16 klasemen hingga akhirnya bertengger di posisi 6 klasemen akhir Torabika Soccer Championship (TSC) kala itu. Di akhir kompetisi, dilansir dari fandom.id Willy yang saat itu kontraknya akan segera habis mengutarakan keinginannya untuk tetap bertahan.

“Kontrak saya di PSM hanya untuk setengah musim. Liga Indonesia menganut aturan maksimal empat pemain asing dalam satu klub, sehingga saya harus bekerja keras agar bisa bersaing. Tapi, perjuangan saya baru dimulai. Saya ingin bermain di sini selama bertahun-tahun kalau memungkinkan,” ungkap Willy kala itu.

Manajemen PSM pun bergerak cepat untuk memperpanjang masa bakti pemain yang dijuluki Super Pluim oleh supporter Juku Eja ini. Pluim pun menandatangani kontrak satu musim yang saat itu ditawarkan oleh manajemen.

Pada musim kedua berseragam PSM, Pluim semakin menggila mencetak 12 gol dan 12 asis di sepanjang gelaran Liga 1 2017 yang membantu PSM finish di posisi 3 klasemen akhir dan menjadikannya salah satu nominasi pemain terbaik dalam kompetisi Liga 1 2017. Catatan impresif itupun membuat banyak klub Liga 1 yang mencoba menggoda Pluim untuk berganti panji di musim berikutnya, seperti Persib Bandung dan Bali United.

Namun, Manajemen PSM kembali tak tinggal diam, hanya berselang beberapa hari usai kompetisi berakhir, Pluim diamankan dengan kontrak jangka panjang dengan masa bakti kepada klub tertua di Indonesia tersebut yang baru akan berakhir pada tahun 2021 mendatang yang akhirnya membuat klub yang mengincarnya pun harus gigit jari.

Musim 2018, peran untuknya tetap sama yakni sebagai pemain paling sentral di lapangan, jenderal lapangan tengah Pasukan Ramang. Meski tak mampu menyamai pencapaian tahun sebelumnya dengan hanya mencetak 6 gol dan 4 assist namun Pluim mampu membawa PSM mengakhir musim di tempat yang lebih baik dari musim sebelumnya, yaitu sebagai Runner-up  dengan hanya berselisih dua angka dari sang juara, Persija Jakarta. Pada musim ini pun, Pluim lagi-lagi masuk dalam nominasi pemain terbaik dan lagi-lagi ia belum berhasil memenangkannya.

Untuk musim selanjutnya, sepertinya Pluim tetap akan menjadi enigma, menjadi pemain paling penting dalam sebuah tim tentu mengundang banyak tanya dan tuntutan, akankah dia akan tampil lebih baik dari musim sebelumnya? Apakah ia mampu mengantar PSM jadi juara di musim berikutnya? Dan pertanyaan-pertanyaan lain yang semoga saja mampu dijawab dengan baik oleh Pluim, sebagaimana ia menjawab keraguan diawal kemuculannya. (AL)

Posting Komentar