Massa aksi menutup empat ruas jalan Jl. A. P. Pettarani dalam Aksi LK UNM Menyambut Hardiknas, Jumat (03/05).
Sumber: Dok. LPM Psikogenesis

Psikogenesis, Jumat (03/05)-Aksi Lembaga Kemahasiswaan (LK) Universitas Negeri Makassar (UNM) dalam rangka menyambut Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang digelar di depan Gedung Menara Pinisi UNM Jl. A. P. Pettarani, Kamis (02/05) kemarin, mendapat komentar dari Ahmad Razak selaku Wakil Dekan III (WD III) Bidang Kemahasiswaan Fakultas Psikologi (FPsi) UNM.

Ahmad mengungkapkan bahwa aksi dalam rangka memperingati Hardiknas ini seharusnya diperingati dengan cara akademis, seperti membuat perencanaan dalam pameran buku, seminar atau dialog kebangsaan. "Terkait mutu dan kualitas pendidikan," ungkapnya.

Ahmad pun mengaku sangat menyayangkan aksi yang sampai membakar ban tersebut. Menurutnya, aksi demonstrasi adalah jalan terakhir dan seharusnya terlebih dahulu menempuh upaya dialog. 

"Sudah saatnya ini gerakan-gerakan kita gerakan cerdas, intelektual, jangan lagi cara-cara primitif," imbuhnya.

Tidak hanya itu, Ahmad juga mengomentari isu turunan aksi terkait Penolakan Status Badan Layanan Umum (BLU) di UNM. Ahmad menganggap, BLU sebenarnya bagus karena laju perkembangan perguruan tinggi memang mengarah pada peningkatan status seperti dari Satuan Kerja (Satker) menjadi BLU lalu meningkat lagi menjadi Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH). Institusi harus ada peningkatan agar tidak tertinggal. Menurutnya, perguruan tinggi di Jawa telah memiliki aset yang tersebar dimana-mana karena diberikan otonomi untuk mengolah sendiri institusinya. 

"Jadi pemerintah dalam hal ini menjadi Tut Wuri Handayani, melihat, memantau, mendampingi, mengarahkan," imbuhnya.

Ahmad menambahkan bahwa mahasiswa bisa berdialog dengan pimpinan ketika ada yang dipertanyakan atau dikhawatirkan mengenai BLU beserta solusinya, sehingga BLU dapat terkawal dengan baik. Namun, karena dengan cara aksi tersebut, massa aksi tidak dapat menunaikan ibadah salat, akses jalan yang ditutup menyebabkan kerugian pada masyarakat, proses pembelajaran tidak berjalan baik karena hanya mengaspirasikan hal yang tidak dapat terwujud di hari itu dan perlunya etika dalam menyampaikan aspirasi. "Jangan kasih begitu rektor ta, turunkan rektor, rektor apa, itu tidak bagus," tambahnya.

Dosen pengampu mata kuliah Psikologi Pendidikan tersebut menyebutkan bahwa kedepannya, internal LK FPsi UNM perlu dikuatkan agar dapat berpikir jernih. Dari pembicaraannya dengan Muh. Jufri selaku Dekan FPsi UNM, mahasiswa FPsi UNM akan dikumpulkan untuk membahas terkait BLU dengan memanggil ahli, seperti dari perpajakan atau keuangan. "Nah, itu kan jauh lebih bagus," sebutnya. (SI)

Posting Komentar