Pertemuan antara pihak FPsi dengan Paguyuban Orangtua mahasiswa yang berlangsung di Ruang Rapat FPsi UNM.
Sumber: Dok. LPM Psikogenesis

Psikogenesis, Senin (30/09)-Realisasi rencana pembangunan musala yang diinisiasi oleh Forum Persatuan Orangtua Mahasiswa Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) angkatan 2018 atau yang sering disebut dengan istilah Paguyuban Orangtua Mahasiswa (POM) masih mengalami kendala.

Hal ini diakui oleh Bachtiar Adnan Kusuma selaku Ketua POM. Adnan mengungkapkan bahwa saat ini pihak POM masih terkendala dengan masalah legalitas. Menurutnya, untuk menggalang dana dari masyarakat umum ataupun instansi tertentu, pihak POM harus memiliki badan hukum berupa Surat Keputusan (SK) dari pihak fakultas. "Untuk menggalang dana dari luar itu harus ada lisensi dari pihak fakultas," jelasnya. 

Adnan juga menerangkan bahwa SK terkait Paguyuban telah diminta langsung kepada pihak fakultas. Namun, pihak fakultas masih mempertimbangkan permintaan tersebut lantaran larangan rektor untuk penerbitan SK. "Jadi pak dekan (baca: Muh. Jufri) janjinya sama kami coba dulu kita pertimbangkan, apakah bisa atau tidak, salah satu permintaan kami adalah adanya SK kepengurusan," terangnya. 

Meski masih bermasalah dengan legalitas, Adnan mengaku tetap intens untuk berkomunikasi terkait Musala. Adnan bahkan mengatakan bahwa desain musala telah dirancang dan dipresentasikan sejak awal 2019 lalu, yaitu Jumat (08/02) kepada pihak fakultas. "Saya sama-sama Prof. Jufri dengan Pak Ahmad itu ukur (baca: lokasi pembangunan musala), baru lah akhirnya melahirkan gambar," ujarnya. 

Lebih jauh, Adnan menegaskan bahwa pembangunan musala bersifat sukarela. Ia tidak ingin mematok jumlah rupiah yang harus disumbangkan oleh pihak orangtua. "Kami juga tidak mau juga mengambil risiko, karena dari pihak dekan sendiri sangat hati-hati, jangan sampai kita menetapkan misalnya seratus ribu, tiba-tiba lagi nanti ada bermasalah, saya juga jaga nama baiknya dekan," ungkapnya. 

Selain permasalahan legalitas, Adnan juga menuturkan pihak orangtua yang hanya bersemangat di awal terkait pembangunan musala. "Kita masuk satu dua bulan berjalan itu masih bersemangat, tapi kalau sudah masuk bulan ketiga empat ke enam, sudah mulai melenceng dalam artian berpartisipasi," jelasnya. 

Terkait berbagai kendala yang dihadapi, Adnan mengaku akan tetap memperjuangkan pembangunan musala. "Tapi tetap kita akan jalan terus berjuang, karena kita sudah ada mi pondasi," tegasnya. (ZN)

Posting Komentar