Seminar dan Sharing Session Pengenalan dan Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) oleh Eva Meizara selaku Dosen Psikologi Perkembangan, Indria Siregar selaku Terapis dan Hanny Mulyani selaku Orang Tua ABK yang diselenggarakan oleh Marabunta FPsi UNM di Aula Bahasa Arab UNM, Sabtu (26/10).
Sumber: Dok. LPM Psikogenesis

Psikogenesis, Minggu (27/10)-Seminar pra kegiatan Fun Camp yang diselenggarakan oleh Mahasiswa Pemerhati Bumi dan Nusantara (Marabunta) Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) di Aula Bahasa Arab UNM, Sabtu (26/10), menghadirkan tiga pembicara, yaitu Eva Meizara Puspita Dewi selaku Dosen Psikologi Perkembangan, Indria Siregar selaku Terapis dan Hanny Mulyani selaku Orang Tua Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

Hanny Mulyani, ketika membagikan pengalamannya menjadi orang tua ABK menyampaikan bahwa ABK akan berkembang apabila orang tua dan keluarga besar mendukungnya, bukan menyembunyikan ABK tersebut. Ia melanjutkan bahwa masih banyak orang tua di luar sana yang merasa malu karena memiliki ABK, sehingga ia berpesan agar orang tua yang memiliki ABK tidak merasa malu dan tidak patah semangat. “Akan berkembang ABK kita jika kita (baca: orang tua) ikhlas,” jelasnya.

Tidak hanya ketiga pembicara tersebut, seminar ini turut menghadirkan Duta Disabilitas Tasikmalaya, Acep Ganesha Djumaryo.

Acep, sapaan akrabnya, tidak luput memberikan motivasinya kepada ABK, yaitu dijalani, dinikmati dan disyukuri. Ia menjelaskan bahwa apapun yang dimiliki saat ini harus dijalani tanpa memikirkan yang hal-hal tidak perlu untuk dipikirkan. Selain itu, nikmati apa yang dimiliki dan tidak menjadikan kekurangan sebagai keluhan, akan tetapi sebagai inspirasi untuk semua orang. Terakhir adalah syukuri yang bukan hanya bermakna melakukan ibadah, tetapi mensyukuri apa yang telah diberikan terutama umur panjang, badan sehat, tenaga kuat dan kemampuan yang dimiliki. "Bayangkan bagaimana Allah tidak memberikan seperti itu bagaimana jadinya bagi kita," paparnya. (SI)

Posting Komentar