Muh. Wija Hadi Perdana, Presiden Mahasiswa BEM Kema FPsi UNM Periode 2017-2018. 
Sumber: Dokumen Pribadi Muh. Wija

Psikogenesis, Selasa (24/11 )-Kasus Penggelapan uang oleh oknum pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa (Kema) Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) periode 2017-2018 mendapat tanggapan dari Muh. Wija Hadi Perdana, selaku Presiden BEM Kema FPsi UNM yang menjabat di periode yang sama.

Wija menyatakan bahwa ia tak tahu-menahu bahwa terdapat penggelapan dana oleh salah seorang pengurus BEM pada periode yang ia pimpin. Ia juga mengaku bahwa baru tahu kasus penggelapan dana pertama kali setelah mendapatkan kabar dari pengurus BEM periode 2018-2019 dan demisioner BEM pada Senin (04/11/19) melalui pernyataan yang kemudian berusaha digali oleh Wija hingga akhirnya mengetahui permasalahan yang terjadi.
"Yang pastinya dari pengurus BEM dan demisioner BEM. Ibaratnya dia ndak sengaja menyampaikan bahwa ada permasalahan dan saya menggali," jelasnya.

Melalui wawancara yang dilakukan, Wija mengaku kaget dan tidak menyangka ketika pertama kali mendengar kabar terkait kasus penggelapan yang terjadi. Ia sendiri mengungkapkan tidak pernah menaruh kecurigaan terhadap oknum pelaku. "Tentunya kaget, tidak menyangka ada kasus. Karena kami (Baca: BEM) berpikir, pada saat setelah mubes, kami diberhentikan, seluruh kerja-kerja telah selesai," ungkapnya.

Wija pun menuturkan bahwa tidak menemukan hal ganjil selama menjalani kepengurusan di BEM pada periode 2017-2018 tersebut. Oknum yang saat itu juga terlibat dalam kabinet pun tidak memperlihatkan perilaku yang mencurigakan. Segala pelaporan keuangan dibuat secara jelas dan sesuai dengan pengeluaran BEM Kema FPsi UNM.
"Dalam pelaporan di periode sebelumnya (Baca: 2017-2018), tidak ada peminjaman dan lain sebagainya. Kalau di pelaporan di tiap pleno itu masih full tidak ada yang dikurangi, tidak ada yang tidak sesuai dengan program kerja," ujarnya.

Hingga penyerahan kas BEM kepada Maperwa dalam Musyawarah Besar (Mubes) dilakukan, Wija selaku Presiden Mahasiswa tidak pernah mendengar pembahasan terkait kas BEM. Pada saat itu, ia beranggapan bahwa tidak ada persoalan dengan kas BEM, semuanya cukup dan sesuai dengan jumlah yang seharusnya. "Jadi kami (Baca: BEM) menganggap clear-clear semua, tidak ada hal ganjil dalam penyerahan dan sebagainya," tuturnya.

Kepada Reporter LPM Psikogenesis, pria asal Bone ini mengatakan bahwa setelah mendapatkan kabar terkait kasus penggelapan tersebut, ia segera menghubungi pihak-pihak yang dianggap mampu untuk dimintai bantuan dalam menyelesaikan kasus yang terjadi. "Yang pertama dari orang yang dekat dengan oknum, dan juga demisioner BEM di periode saya dan periode sebelumnya," pungkasnya. (ZN)

Posting Komentar