Pamflet ilustrasi
 Sumber: Dok. LPM Psikogenesis 

Sejak 16 Maret lalu, Surat edaran Rektor UNM Nomor: 773/UN36/TU/2020 Tentang peningkatan kewaspadaan terhadap pencegahan penyebaran COVID-19 maka kampus UNM mengalihkan pelaksanaan kegiatan pembelajaran terhitung 17 Maret s.d 31 Maret 2020 secara full daring.

Kebijakan itu terus diperpanjang dengan dikeluarkannya Surat Edaran Nomor: 862/UN36/TU/2020, kebijakan itupun terus berlaku hingga saat ini.

Berkenaan dengan hal tersebut, TIM Riset BEM UNM melakukan Survei terkait pembelajaran Online yang ada di UNM. Sebanyak 660 Responden yang telah mengisi survei dari 9 fakultas.

Terdapat 166 (25,2%) mahasisa FMIPA, 82 (12,4%) mahasiswa FT, 34 mahasiswa FBS, 20 (3%) mahasiswa FSD, 25 (3,8%) mahasiswa FE, 107 (16,2%) mahasiswa FIS, 85 (12,9) mahasiswa FPsi, 113 (17,1%) mahasiswa FIP,  dan 28 (4,2%) mahasiswa FIK.

Responden yang telah mengisi survei mengungkapkan kendala yang dialaminya selama proses pembelajaran online diterapkan, yakni terkendala jaringan sebanyak 262 orang, pembelajaran tidak efektif sebanyak 124 orang, keluhan biaya Internet sebanyak 151 orang, beban tugas kuliah yang berat sebanyak 66 orang, terdapat mata kuliah yang bertabrakan sebanyak 22 orang, dan fasilitas yang tidak memadai sebanyak 35 Orang.

Pembelajaran Tidak Efektif/ Terkendala Jaringan
Tim riset UNM memperoleh data terkait media yang cenderung digunakan mahasiswa UNM dalam menempuh pembelajaran online yakni Google Classroom 144 orang dan Zoom Apps 272. Perlu dicermati jika kedua aplikasi tersebut merupakan aplikasi yang menggunakan Audio dan Video yang membutuhkan akurasi jaringan yang tinggi (Modem, Wifi). Hal tersebut menyulitkan mahasiswa dalam menempuh pembelajaran online, sebab mahasiswa UNM sebagian besar mengandalkan Kuota internet dari HP. Hal tersebut didukung dari data yang kami peroleh bahwa jaringan yang paling sering digunakan mahasiswa yakni; sebanyak 591 Mahasiswa menggunakan kuota internet dan akses Wifi 57 orang.

Keluhan Biaya Internet 
Sudah 19 hari (Sejak 16 Maret) diberlakukan kuliah online di UNM sampai detik ini, belum ada iktikad baik yang dibangun oleh birokrasi kampus terkait beban biaya internet yang digunakan mahasiswa. Ditengah ketidakpastian wabah Covid-19 akan selesai, berbagai kampus telah menerapkan subsidi Kuota internet untuk mahasiswanya.
  1. Universitas Muhammadiyah Makassar memberikan subsidi biaya bantuan Rp. 250.000/Mahasiswa (Surat Edaran Nomor:283/05/C.5-II/IV/41/2020).
  2. Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa subsidi biaya bantuan untuk mahasiswa yang masih menempuh mata kuliah Rp. 100.000/Mahsiswa/bulan dan mahasiswa menempuh bimbingan Tugas Akhir (Skripsi) diberi Rp. 50.000 per Mahasiswa/Bulan   (Surat Edaran Nomor: 92/UST/Rek/III/2020). 
  3. Universitas Aisyiyah Yogyakarta memberikan biaya bantuan sebesar Rp. 250.000/Mahasiswa. pemberian subsidi tersebut diwujudkan dalam bentuk pemotongan biaya pendidikan: SPP Tetap/SPP Variabel, pada semester gasal TA 2020/2021 (Surat Edaran Rektor No. 327/UNISA/Au/III/2020). 
  4. Universitas Bandar Lampung (UBL) memfasilitasi seluruh dosen dan mahasiswanya. Subsididiberikan senilai Rp. 225.000 bagi mahasiswa dan Rp. 75.000 bagi dosen (Surat Edaran Rektor Nomor: 279/U/UBL/III/2020, dan SE Nomor: 280/U/UBL/III/2020). 
  5. Universitas Negeri Makassar?? Masih wacana
Beban Tugas yang Berat
Beban Tugas yang banyak, tidak hanya dirasakan oleh Mahasiswa UNM saja, beberapa kampus lain juga ternyata merasakan hal yang sama. Keluhan tersebut dapat kita jumpai dibeberapa media sosial. Dari temuan TIM Riset BEM UNM 66 orang mengeluhkan hal tersebut. Ditengah wabah yang kian hari kian meningkat, tekanan akademik yang kian banyak dengan deadline tugas yang singkat. Bukan hal yang tidak mungkin akan memicu tingginya angka kecemasan hingga berujung pada stres bagi mahasiswa.

Salah satu kelompok yang memiliki tingkat stres yang tinggi yakni mahasiswa (Pierceall & Keim, 2007). Stres yang dialami mahasiswa salah satunya berasal dari akademik (Hwang & Goto, 2008; Ms et al., 2010). Jika para pucuk pimpinan paham situasi yang akan menambah memperburuk situasi, maka langkah yang diambil tentunya akan sangatlah bijak, misalnya Dekan Fakultas Psikologi UGM Faturochman yang merespon kondisi ini dengan menyampaikan kepada dosen  “Tambahan tugas mahasiswa akan melipatgandakan beban dalam kondisi sekarang ini, oleh karena itu, bersama ini kami tegaskan agar dosen tidak memberi tugas tambahan selama masa perkuliahan daring”.

Demikian press release ini dibuat untuk disebarkan dalam rangka untuk mendorong pihak birokrasi kampus melakukan evaluasi dan memberikan kebijakan kepada mahasiswa dalam menempuh proses perkulihan.

TIM RISET BEM UNM

Posting Komentar