Ilustrasi UTS daring
Sumber: Dok. LPM Psikogenesis 

Psikogenesis, Selasa (06/04)-Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) melakukan Ujian Tengah Semester (UTS) secara daring. Metode tersebut menuai tanggapan positif maupun negatif dari mahasiswa.

Salsabila, salah satu mahasiswa angkatan 2019 mengungkapkan bahwa UTS secara daring ini menimbulkan permasalahan yang tidak terduga. 

“Kemarin ada saja masalah yang terjadi secara tidak terduga, entah itu link-nya yang tidak bisa diakses ataupun jaringan di rumah tidak mendukung,” ungkapnya.

Tanggapan juga datang dari mahasiswa angkatan 2018, Izzul Haq. Ia mengaku bahwa terkadang gagal dalam mengakses google form dan harus menunggu beberapa saat. Selain itu, penggunaan aplikasi seperti zoom juga menimbulkan keluhan karena dianggap cukup menguras paket data dan terkadang jaringan tidak mendukung.

“Dan terkadang arahan yang diberikan susah dipahami dan salah dalam pengertiannya,” tuturnya.

UTS secara daring juga membuka peluang besar untuk melakukan tindakan kecurangan dikarenakan tidak adanya pengawasan. Hal ini diungkapkan Dian Khaerunnisa, salah satu mahasiswa angkatan 2017. Menurutnya, UTS daring ini kurang efektif dan rawan terjadi kecurangan. 

“Menurut saya, kurang efektif karena bisa saja kita mencari jawaban di google atau lainnya bukan dari kemampuan kita pribadi dalam menjawab soal-soal,” ungkapnya ketika dihubungi melalui Whatsapp.

Selain dampak negatif, ada pula beberapa dampak positif dari pemberlakuan UTS daring. Salsabila misalnya, ia mengaku bahwa UTS daring ini bermanfaat untuk kesehatan dan mendukung program pemerintah yang mewajibkan untuk tinggal di rumah.

“Kalau dilihat dari situasi ini, positifnya karena lebih kecil kemungkinan untuk dapat terserang virus corona,” ujarnya.

Lain halnya dengan Dian yang mengaku bahwa dampak positif dari UTS daring tersebut adalah keadaan yang tidak menegangkan seperti saat melakukan UTS secara langsung.

“Kalau positifnya, mungkin sikon (baca: situasi dan kondisi) yang tidak menegangkan tidak seperti saat di kampus,” imbuhnya.

Sementara itu, Izzul beranggapan bahwa dengan adanya UTS daring ini dapat memberi peluang bagi mahasiswa untuk mendapatkan nilai tinggi.

“Kalau dampak positifnya itu banyak mahasiswa yang nilainya tinggi,” ujarnya.

Lebih jauh, Izzul pun berharap agar para dosen bisa memahami keadaan para mahasiswa yang sulit dalam mengakses jaringan dan kekurangan paket data.

“Yah satu ji pesanku, kalau dosen memerintahkan kepada mahasiswa untuk bersabar, maka kami dari mahasiswa mengatakan kembali semoga dosen-dosen banyak yang mengerti keadaanya,” tutupnya. (ANH)

Posting Komentar