Ilustrasi ekstrovert dan introvert
Sumber: google.com
Baru-baru ini media sosial diramaikan oleh komentar warganet terhadap salah satu Youtuber tanah air, Indira Khalista. Pernyataannya tentang Coronavirus Disease (COVID-19) yang diunggah melalui YouTube menuai kontroversi. Belum habis pembahasan tentang masalah tersebut, Indira dan sang suami lagi-lagi menjadi perbincangan lantaran pengakuannya sebagai seorang introvert dan tertutup. Warganet lagi-lagi mencibir dan mengganggap Indira tidak paham soal konsep introvert. Jadi bagaimana sebenarnya konsep kepribadian introvert?

Mari memulai dengan memahami definisi kepribadian. Irwanto dalam tulisan Widiantari dan Herdiyanto pada tahun 2013 menjelaskan bahwa kepribadian dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah personality yang berasal dari bahasa latin, yaitu persona yang berarti topeng. Topeng digunakan dalam pertunjukan drama dan kemudian dianalogikan untuk mewakili suatu karakteristik kepribadian tertentu atau yang nampak di hadapan orang lain. Sementara itu, Friedman dan Schustack (Widiantari dan Herdiyanto, 2013) mengungkapkan bahwa kepribadian merupakan karakteristik seseorang yang menyebabkan munculnya konsistensi perasaan, pemikiran, dan perilaku. Kepribadian inilah yang membuat kita menjadi mudah mengenali orang lain.

Bila menggunakan teori kepribadian dari Jung, terdapat dua tipe kepribadian yang dikenal dengan nama introvert dan ekstrovert. Jung sendiri merupakan tokoh psikologi sekaligus orang pertama yang mempopulerkan dua istilah tersebut yang tentunya tak lagi asing di telinga. Umumnya, orang akan mengategorikan orang pendiam sebagai introvert dan cerewet sebagai ekstrovert. Tapi apakah pengkategorian itu sudah tepat?

Suryabrata (Widiantari dan Herdiyanto, 2013) menjelaskan penggolongan tipe kepribadian ekstrovert-introvert didasarkan pada perbedaan respon, kebiasaan, dan sifat-sifat yang ditampilkan oleh individu dalam melakukan hubungan interpersonal. Selain itu, tipe kepribadian juga menjelaskan posisi kecenderungan individu yang berhubungan dengan reaksi atau tingkah lakunya. 

Menurut Ulya dalam jurnal Dominika dan Virilia, tipe introvert merupakan individu yang berpusat pada dirinya sendiri, termasuk menentukan perilakunya sendiri. Sebaliknya, orang dengan tipe kepribadian ekstrovert cenderung mengarahkan dirinya pada lingkungan di sekitarnya. Umumnya digambarkan sebagai sosok yang senang berteman, ramah, menyukai pesta, memiliki banyak teman, membutuhkan orang lain untuk menjadi lawan bicara mereka, tidak suka membaca atau belajar sendirian, senang humor, selalu siap menjawab, menyukai perubahan, dan santai. Sementara itu, menurut Burger dalam jurnal Psikologi Udayana karya Widiantari dan Herdiyanto, individu yang tergolong introvert akan lebih memperhatikan pikiran, suasana hati, dan reaksi-reaksi yang terjadi dalam diri mereka. 

Menurut Eysenk dalam jurnal yang ditulis oleh Dominika dan Virlia pada tahun 2018, kepribadian introvert dan ekstrovert menggambarkan keunikan individu dalam bertingkah laku terhadap suatu stimulus sebagai perwujudan karakter, tempramen, fisik, dan intelektual individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan. Dua tipe kepribadian tersebut memang memiliki ciri yang jauh berbeda. Hanya saja, perlu diketahui bahwa tidak ada orang yang benar-benar introvert maupun ekstrovert. Sebagaimana yang dikatakan Jung dalam skripsi yang ditulis Kristiyani pada tahun 2009. Setiap individu memiliki kedua tipe ini dalam dirinya. Kedua sifat ini bervariasi secara kompleks. Ada karakteristik yang selalu dominan dan disadari, sedangkan yang lainnya terepresikan atau tidak disadari. Karakteristik ekstrovert dan karakteristik introvert saling berlawanan tetapi biasanya salah satu diantaranya dominan dan disadari, sedangkan yang lain kurang dominan dan tidak disadari.

Kepribadian introvert dan ekstrovert memang merupakan dua tipe yang jauh berbeda. Namun seorang introvert bukan berarti tidak mampu bersosialisasi atau tampil di depan umum. Begitu pun dengan seorang ekstrovert, yang meski memperoleh energi dari lingkungan, ia tentu juga butuh waktu untuk sendiri. (UNCH & ZN)

Referensi 
Dominika & Virlia, S. (2018). Hubungan Tipe Kepribadian Ekstrovert-Introvert u dengan Penerimaan Sosial Pada Siswa. Konselor, 7(1). DOI: 10.24036/02018718735-0-00

Kristiyani, Y. M. (2009). Hubungan Antara Tipe Kepribadian Ekstrovert-Introvert Dengan Orientasi Ketrampilan Komunikasi Interpersonal Pada Distributor Multi Level Marketing Tianshi. Skripsi . Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Syahid, A. H. (2014). Kepribadian Ekstrovert-Introvert dan Pemerolehan Bahasa Kedua Perspektif Psikolinguistik pada Santri Pondok Modern. Alqalam, 31(2).

Widiantari, K. S. dan Herdiyanto, Y. K. (2013). Perbedaan Intensitas Komunikasi Melalui Jejaring Sosial antara Tipe Kepribadian Ekstrovert dan Introvert pada Remaja. Jurnal Psikologi Udayana, 1(1). ISSN: 2354-5607

Posting Komentar