Workshop Self Healing oleh Siti Murdiana dalam rangka Harla ke 20 Fakultas Psikologi UNM yang berlangsung melalui Zoom Cloud Meeting, Kamis (28/05).
Sumber: Dok. LPM Psikogenesis 

Psikogenesis, Kamis (28/05)-Workshop Self Healing dalam rangka hari lahir (harla) ke-20 Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) dengan menghadirkan Siti Murdiana selaku Psikolog Klinis dihelat melalui Zoom Cloud Meeting, Kamis (28/05).

Siti Murdiana selaku narasumber menyampaikan ada dua cara menata emosi yang dapat dilakukan menurut Gross, yakni suppression dan cognitive reappraisal

Suppresion itu mengolah emosi dengan cara menghambat ekspresi emosional dan cognitive reappraisal itu mencari cara bagaimana menghadapi masalah dan melakukan penilaian melalui sudut pandang yang berbeda," jelasnya.

Psikolog yang akrab disapa Diana juga menerangkan beberapa teknik yang dapat digunakan dalam mengolah emosi atau ketika berada di situasi yang tidak nyaman. 

Self talk, breathing exercise, katarsis, expressive writing, self shooting, music meditation, self, compassion, reminiscence therapy, dan simple self care,” terangnya.

Selanjutnya, Diana menjelaskan bahwa self talk dapat meredakan ketegangan emosional dalam diri ketika kita sedang emosi.

Self talk dapat dilakukan di kehidupan sehari-hari, sehingga kita dapat mengubah pandangan kepada masalah yang dihadapi,” paparnya.

Diana juga mengungkapkan teknik breathing exercise dapat dilakukan dengan mengatur cara bernafas ketika sedang menghadapi rasa emosi yang tinggi.

”Dengan cara menarik nafas dalam-dalam kemudian hembuskan pelan-pelan, lakukan hingga emosi reda,” ungkapnya.

Diana pun menuturkan mengenai teknik katarsis, yakni mengeluarkan emosi negatif dengan cara berteriak, namun tetap mengingat masalah yang sedang dihadapi dan memerhatikan tempat untuk melakukannya. 

“Hal ini perlu dilakukan agar katarsis berjalan dengan efektif dan sebaiknya memilih tempat yang tidak mengganggu orang lain,” tuturnya.

Diana melanjutkan bahwa expressive writing juga efektif dilakukan untuk mengurangi beban emosional bagi orang yang menyukai menulis. 

“Tetapi bagi orang yang tidak terbiasa menulis dalam sehari-hari, teknik ini kurang efektif,” tambahnya.

Sementara itu, teknik lain yang dapat dilakukan adalah self shooting. Teknik ini bisa membantu mengatur emosi ketika kita atau seseorang merasa sangat marah atau sangat sedih dengan memberikan seseorang ruang pribadi yang luas untuk menenangkan diri sendiri. 

“Setelah orang itu tenang, baru kita bisa menanyakan bagaimana perasaannya,” papar Diana.

Diana turut menerangkan mengenai teknik music meditation yang bisa membantu meredakan emosi.

“Mendengarkan musik yang kita sukai atau murotal Alquran membuat perasaan lebih rileks,” ujarnya.

Teknik lain yang kadang terlupakan, yakni self compassion atau teknik mengasihi diri. Teknik yang menyadarkan bahwa kita tidak perlu malu, tidak perlu takut, dan tidak perlu khawatir. 

“Diri sendiri merupakan orang yang berharga, orang yang memiliki prestasi, dan ketika menyadari hal ini, kita dapat mengurangi emosi dengan memikirkan hal-hal baik yang ada di dalam diri sendiri,” jelasnya.

Selanjutnya, ia menyebutkan teknik reminiscence therapy, yaitu mengingat masa-masa akur dengan orang yang membuat emosi menjadi naik.

“Mengingat hal-hal baik yang kita lalui bersama dengan orang atau hal yang membuat kita emosi, bisa menenangkan diri dan mengolah rasa emosi,” terangnya.

Terakhir, Siti Murdiana menuturkan tentang simple self-care, kegiatan sederhana tetapi membantu individu dalam mengolah emosi. 

Simple self-care, seperti ke salon dan melakukan pijat, mandi air hangat, hingga memasak bisa membantu kita ketika merasa emosional,” tuturnya.

Lebih lanjut, Diana pun menambahkan tentang kesadaran diri dapat membantu mengenali dan mengidentifikasi rasa emosi yang sedang dihadapi. 

”Membangun pengaturan emosional bisa dimulai dengan identifikasi emosi,” pungkasnya. (IRD)

Posting Komentar