Praktikum tes psikologi yang berlangsung di Laboratorium FPsi UNM.Sumber: Dok. Pribadi Tony Nugraha J
 
Psikogenesis, Rabu (13/05)-Kegiatan Praktikum Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) yang diputuskan untuk tidak dilanjutkan menimbulkan kekecewaan dari mahasiswa karena kehilangan kesempatan mengadministrasikan alat tes.


Salah seorang mahasiswa berinisial CM yang mengambil mata kuliah Pengukuran Kepribadian Non Proyektif mengaku awalnya merasa lega karena mendapat jeda sementara selama pandemi untuk penundaan praktikum dua mata kuliah. CM sendiri memang belum mengerjakan praktikum untuk 11 alat tes. Namun kemudian, ia tidak menyangka praktikum tak lagi dilanjutkan.

"Rugi ki sebenarnya karena alat tes juga nda bisa sembarangan digunakan jadi kesempatan untuk jadi tester jadi berkurang," ungkapnya.

CM juga menjelaskan terdapat banyak tugas pengganti praktikum untuk mata kuliah Pengukuran Kepribadian Non Proyektif yang menurutnya tidak efektif dilakukan karena adanya perbedaan antara keterampilan dan pengetahuan saat melakukan praktikum itu sendiri secara langsung.

"Tugas mindmap, tetap kumpul laporan dalam bentuk soft file, terus tambahan tugas praktikum yang belum dipraktikumkan laporan tentang sejarah, materi sampai skoring," jelasnya.

Tanggapan lain datang dari mahasiswa berinisial MA. Mahasiswa angkatan 2017 ini belum melaksanakan praktikum untuk 1 alat tes mata kuliah Pengukuran Kepribadian Proyektif. Menurut MA, ditiadakannya praktikum ini membuat mahasiswa kehilangan banyak manfaat, namun jika ingin bepikiran pendek, praktikum yang tidak dilanjutkan ini dapat membuat mahasiswa lebih santai karena tidak membuat laporan.

"Sebetulnya dengan praktikum kita dapat skill (baca: keterampilan) dalam melaksanakan praktikum ya minimal tau yang mana itu alat tes TAT (baca: thematic apperception test)," tambahnya.

Tanggapan juga turut disampaikan Bismi Fortuna Ibrahim. Mahasiswa kelas Pengukuran Inteligensi dan Bakat (intelbak) ini memaparkan bahwa dirinya kecewa belum sempat mengikuti praktikum untuk 7 alat tes. Meski begitu, ia mengaku tidak bisa menyalahkan siapapun dan masih menaruh harapan agar praktikum tetap dilanjutkan setelah pandemi berakhir, sehingga dapat memahami administrasi dan skoring alat tes.

"Kalau peraktikum kita tau terkait administrasi tesnya, bagaimana sikap ta di depan testee (baca: responden) dan yang paling penting juga skoring," paparnya. 

Lebih jauh, Bismi pun berharap agar praktikum nantinya tetap dilaksanakan meski di semester depan. Ia juga berharap agar segera ada kejelasan terkait tugas pengganti praktikum mata kuliah Pengukuran Intelbak.

"Semoga juga para koordinator intelbak secepatnya mendapat arahan dari dosen," harapnya.

Harapan lain disampaikan CM. Ia berharap agar hal ini dijadikan evaluasi bagi mahasiswa dan civitas akademika untuk lebih mematangkan persiapan menghadapi pandemi. 

"Lebih matang lagi kalau terjadi lagi situasi sekarang, jadi tetap maksimal proses perkuliahannya," tutupnya. (BYMX)

Posting Komentar