Pemaparan visi dan misi oleh Andi Khaerul Imam selaku calon tunggal Presiden BEM Kema FPsi UNM pada Jumat (26/02) kemarin.
Sumber: Dok. LPM Psikogenesis.

Psikogenesis, Sabtu (27/02)-Pemaparan visi dan misi oleh Andi Khaerul Imam selaku calon tunggal Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa (Kema) Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) pada Jumat (26/02) kemarin, menuai tanggapan dari panelis. 

Baca: Pemaparan Visi Misi Calon Presma BEM Kema FPsi UNM  

Muhammad Rhesa selaku salah satu panelis menganggap bahwa visi dan misi yang dipaparkan oleh calon presiden (capres) sudah matang untuk diterapkan. Ia pun menilai bahwa capres cukup bisa menganalisis situasi terkini di tingkatan mahasiswa tentang minat akademik maupun berlembaga, walaupun hal ini merupakan persoalan yang mendasar dan berulang. 

"Tapi karena itu mendasar jadi mau nda mau juga si calon ini harus menyelesaikan visi misi di wilayah itu, wilayah antara akademik dan kelembagaan," ungkapnya. 

Muhammad Rhesa pun turut menyampaikan bahwa visi dan misi yang telah dipaparkan realistis untuk diperadakan. Meski begitu, hal yang perlu menjadi catatan adalah bagaimana menjalin koneksi lintas universitas. Koneksi tersebut tidak mesti melalui jalur-jalur universitas, tetapi sesama fakultas di universitas lain justru bisa menguatkan misi untuk mewujudkan isu-isu psikologi dan memfasilitasi visi dalam bidang akademik. 

"Tapi di satu sisi dia tidak memprioritaskan komunikasi eksternal, itu yang saya kira kontradiktif. Harusnya misi membawa isu-isu psikologi itu justru harus dikomunikasikan ke eksternal fakultas psikologi atau prodi psikologi di universitas lain," tambahnya. 

Tanggapan lain juga datang dari panelis lainnya, Mudabbir. Ia mengganggap bahwa dua misi untuk mencakup satu visi terlalu sedikit meski capres berusaha menjelaskan secara naratif lisan. 

"Tapi kan bagaimana pun apa yang ditampilkan itu masih terlalu kurang meskipun di satu sisi dia berusaha merasionalkannya dengan bentuk narasi. Itu tanggapan mengenai penampilannya," tuturnya. 

Mudabbir juga menjelaskan bahwa visi dan misi selalu bersifat naratif dan normatif, sehingga ia bersama Muhammad Rhesa berusaha supaya capres mampu memaparkan visi dan misinya secara konseptual. 

"Nah itu tadi yang belum kita terlalu temukan kemampuannya dalam konseptualisasi visi dan misinya. Yang mesti kita dengarkan lebih jauh lagi adalah bagaimana konsep yang dia maksud, target, (dan) indikator seperti apa yang akan dia capai," tambahnya 

Selain itu, Mudabbir turut menyampaikan bahwa terdapat salah satu terobosan yang menarik, yakni capres berusaha memaksimalkan kementerian-kementerian dengan melahirkan kementerian baru. 

"Asalkan orang yang di-plot (baca: direncanakan) di sana nanti kualitas SDM-nya siap untuk menjalankannya," tambahnya. 

Di akhir kata, Mudabbir menyampaikan bila ada kekurangan dalam pemaparan visi dan misi, capres masih punya waktu mengampanyekan serta memaksimalkan diri dalam meraih partisipasi. 

"Jadi itu yang menjadi harapan kita semua. Jangan sampai nanti pada hari H pemilihan dia meraih suara yang gapnya kolom kosong dengan apa yang dia dapat itu terlalu jauh. Itu akan berpengaruh terhadap kepercayaan dirinya tentu dia berpengaruh ke kepercayaan civitas akademika itu sendiri," tutupnya. (OA)

Posting Komentar