Ruang kelas BM 101/Aula MTM FPsi UNM.
Sumber: Dok. LPM Psikogenesis

Psikogenesis, Selasa (06/07)- Pemeliharaan Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) tetap berlangsung walaupun perkuliahan dilakukan secara daring selama pandemi. 

Lukman selaku Wakil Dekan (WD) II Bidang Keuangan FPsi UNM menyampaikan bahwa hingga saat ini dilakukan pemeliharaan fasilitas dalam ruang kelas yang berdasar dari anggaran Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian dan Lembaga (RKAKL) yang dijalankan oleh pihak Kementerian Keuangan. 

“Fasilitas dalam ruang kelas itu ada speaker, sound system, AC (baca: Air Conditioner), LCD (baca: Liquid Crystal Display), dan sebagainya. Khusus untuk pemeliharaan dulu, seperti yang saya bilang kalau di keuangan itu ada pembelian dan ada pemeliharaan. Yang dimaksud pemeliharaan fasilitas dalam ruang kelas itu adalah satu pencucian AC,” ungkapnya. 

Lukman juga menjelaskan bahwa tidak hanya pemeliharaan, pihak Fakultas turut mengadakan fasilitas fakultas seperti LCD juga lampu. Sebab ketika LCD rusak, biaya perbaikannya lebih mahal daripada membeli LCD baru sehingga ketika ada LCD rusak akan diadakan LCD yang baru. 

“Khusus tahun lalu, kita sudah beli LCD 5 yang baru, tapi karena tidak pernah ada pemakaian maka kita tidak pernah ganti. Karena kita tidak pernah anggap rusak. Terus lampu tidak pernah dinyalakan dan seingat saya tidak pernah ada pergantian lampu di dalam kelas, memang ada baru-baru ini beberapa lampu kita beli untuk di lantai dua dan di lantai tiga,” jelasnya. 

Sementara itu, Lukman pun menuturkan bahwa telah dilakukan pembersihan meja dan kursi dalam ruang kelas akibat banjir yang pernah terjadi di area kampus beberapa waktu lalu. Adapun pembiayaan yang keluar bukanlah untuk perbaikan peralatannya, namun untuk pegawai yang membersihkan ruang kelas. 

“Mereka harus membersihkan setiap malam dan mengeluarkan rumput dan dilakukan tidak hanya satu hari, jadi semua pegawai honor yang bekerja itu sudah dikasih uang untuk mengganti uang transportasi harian mereka yang datang ke kampus tidak dalam waktu kerja. Meja kursi dibersihkan tapi tidak setiap hari,” tuturnya. 

Lebih jauh, Lukman turut mengungkapkan bahwa fasilitas kampus tidak lagi menjadi prioritas ketika program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dijalankan dengan pertimbangan bahwa mahasiswa semester V (lima), VI (enam), dan VII (tujuh) yang akan berkegiatan di MBKM sudah tidak berkegiatan di kampus. 

“Kalau masih seperti ini, maka fasilitas di kampus itu tidak lagi jadi prioritas karena mahasiswa sudah tidak ada lagi kegiatannya di kampus, maka yang paling banyak nanti anggarannya keluar itu menyiapkan tempat magang dan biaya pembimbing,” tutupnya. (ARP)

Posting Komentar