Ilustrasi Public Speaking.
Sumber: Pinterest

Sebelumnya, kita telah membahas kecemasan neurotik yang mempengaruhi perfoma kita dalam berbicara di depan publik. 

(Baca tulisan sebelumnya: Neurotic Anxiety: Anxiety in Speech

Tapi pernah nggak, sih? Kalian menilai suatu aktivitas berbicara sebagai suatu seni yang digunakan untuk menyampaikan pesan melalui ucapan? 

Sebentar, saya tebak. Kalian pasti meyakini bahwa berbicara merupakan suatu cara menyampaikan pesan, tetapi untuk mengkategorikannya sebagai suatu seni, kalian pasti bertanya; kok bisa, berbicara menjadi seni? 

In my POV (Point of View), berbicara adalah seni. Sama halnya dengan pelukis yang menggunakan bercak cat sebagai cara menyampaikan pesan dari lukisan yang ia lukis, berbicara adalah seni yang menggunakan kata-kata yang diucapkan untuk menyampaikan pesan agar sang pendengar dapat memaknai pesan yang ia disampaikan. 

Tapi, kamu tahu tidak? Seni berbicara di depan umum atau retorika memiliki juga nama keren dari bahasa Inggris, yakni public speaking. Sayangnya, dengan nama keren itu para public speaker kurang menampilkan performa terbaiknya dikarenakan terserang demam panggung ketika berhadapan dengan publik. 

Maka dari itu, artikel ini hadir sebagai penjelas atas tips yang ada dalam artikel sebelumnya. Tanpa perlu bertele-tele lagi, Yuks! Baca 5 Tips Preston untuk mengatasi Demam Panggung. 


1. Hindari Mengharapkan Kesempurnaan Diri

Sepertinya kita sama-sama tahu bahwa tidak ada di antara kita yang sempurna. Namun, ketika berbicara di depan umum, dorongan memojokan diri sendiri atas kesalahan kecil menjadi lebih besar daripada biasanya. Seakan kesalahan kecil menggugurkan semua hal baik yang telah berhasil dilakukan di atas panggung. 

Padahal, pembicara terbaik dan paling berpengalaman pun membuat banyak kesalahan. Bedanya, ketika mereka melakukan kesalahan, mereka akan melakukannya dengan anggun bahkan nyaris sempurna hingga penonton tak menyadari akan kesalahan yang terjadi. Tetap tenang, lanjutkan pidatomu, lanjutkan apa yang ingin kamu sampaikan dan berilah ruang untuk dirimu untuk tidak menjadi sempurna. 


2. Hindari Memaknai Public Speaking Sebagai Harga Diri

Berbicara di depan umum hanya sebagian kecil dari keseluruhan kemampuanmu. Jika tidak percaya diri, banyak cara yang dapat membantu perkembanganmu. Berbicara di depan umum atau tidak, tidak ada hubungannya dengan nilai dirimu; harga dirimu. Ini hanyalah keterampilan yang dapat dipelajari dan dapat menjadi lebih baik dengan latihan. 


3. Hindari Perasaan Gugup yang Dirasakan

Menghindari perasaan gugup yang dimaksud Preston bukan benar-benar menghindarinya, melainkan menghadapinya. Mengubahnya dari perasaan gugup menjadi sebuah kegembiraan dan kekuatan di atas panggung. Jadikan perasaan gugup sebagai adrenalin yang mengalir, sesederhana itu. Biarkan ia menjadi energi untuk penampilan terbaikmu, untuk ledakan semangatmu, untuk kegembiraan yang ingin kamu sampaikan. 


4. Minimalisir Perilaku Menghafal Setiap Kata

Ingat, public speaking bukanlah ikrar kesetiaan organisasi atau ikrar pernikahan, tak perlu menghafalnya. Mencoba menghafal setiap kata hanya akan meningkatkan stress dan menyebabkan perasaan gugup jadi lebih besar. Ketika hafalanmu salah, kegugupan yang seharusnya menjadi sumber energi akan meredupkan energi karena kamu akan melupakan lanjutan dari hafalanmu. 


5. Hindari Membaca Kata Demi Kata

Hindari membaca presentasi berdasarkan kata demi kata yang ada pada slide presentasi atau naskah yang ada. Ingat, terdapat perbedaan besar antara membaca dan berbicara. Kamu ada di mana? Seorang public speaker yang baik tentu akan berbicara bukan menjelma menjadi public reader. Berbicaralah, ciptakan karakteristikmu, pengaruhi penonton dengan intonasi suaramu, pilihlah kosakata yang persuasif dan jadilah public speaker sesungguhnya. 

Terlepas dari kelima tips tersebut, teman-teman tentu memiliki cara tersendiri untuk mengatasi demam panggungnya. Mungkin, ada yang menyiapkan dirinya dengan mendengarkan lagu-lagu indie untuk menenangkan diri, memakan es krim, meminum air putih atau bahkan tidur. 

Apapun itu, kita semua punya caranya masing-masing, memiliki perbedaan cara dalam mengatasi demam panggung bukanlah suatu masalah. Karena perbedaan itu telah berulang kali membuat sejarah berubah melalui orang-orang yang memiliki hasrat dan kemampuan untuk menyeberangkan keyakinan dan emosi mereka kepada pendengar mereka. (BLU) 


Referensi:

Preston, Ni. (2013). Ten Tips for Presentation Confidence and Reducing Nervousness (Professional Success Series (English Edition). Kindly Edition

Posting Komentar