Ilustrasi Sastra "Caraphernelia" oleh Hana.
Sumber: Pinterest

Apa yang kamu pikirkan ketika mendengar kata "kupu-kupu"?

Biar aku dulu yang menjawab.

Bagiku, kupu-kupu itu mengingatkanku akan cinta pertama,

Kata Ibu, dia seseorang dengan senyum hangat yang menenangkan hingga relung. 

Duduk dulu, aku akan bercerita.

Hari itu, seorang Wanita berjuang dengan peluh di sekujur tubuhnya,

Dan hari ini, adalah 19 Juli yang ke-17 kali sejak hari itu.

Di hadapanku ada cup cake dengan lilin kecil yang sudah sedikit termakan nyala api,

Ibu, Nenek, dan satu figura foto yang dihinggapi kupu-kupu berwarna hijau legam dengan corak hitamnya tampak menghiasi ruang keluarga kami. 

Orang Yunani menyebutnya ‘psyche’

Semakin dewasa aku makin paham makna kehadirannya tiap 19 Juli.

Kata ibu, dia cinta pertamaku.

Hari dimana harusnya penuh suka cita, berubah menjadi duka dalam kurun waktu 30 detik,

17 tahun lalu,

Kabut yang menutupi tiap sudut  penjuru kota,

Gemuruh hujan yang tiba-tiba saja beradu dengan suara yang membuat klakson tiba-tiba berhenti bersautan,

Mereka berjuang,

Ibu yang berjuang membawaku melihat dunia,

Dan ayah yang meregang nyawa demi menyaksikanku melihat dunia. 

Benar kata mereka,

Kupu-kupu adalah retorika jiwa.

Dia tidak pernah ingkar,

Dia selalu datang melihatku bertambah usia. 


Oleh Hana

Posting Komentar