Poster "The Hidden Figures".
Sumber: google.com

The Hidden Figures merupakan film bergenre drama biografi yang tayang pada tahun 2016. Film ini diangkat dari kisah nyata tiga teknisi kulit hitam yang berjuang untuk bekerja di NASA sembari melawan isu rasisme yang tren di Amerika Serikat pada masa itu. The Hidden Figures disutradarai oleh Theodore Melfi dan mendapatkan rating 93% dari Rotten Tomatoes. Selain mendapatkan ulasan positif dari para kritikus, film ini berhasil menyabet penghargaan kategori Best Picture dalam Academy Awards ke-89. 

Dalam film ini, penonton awalnya akan diajak berkenalan dengan 3 tokoh utama, yakni Katherine Goble Johnson, Dorothy Vaughan, dan Mary Jackson. Mereka bertiga merupakan staf yang bekerja di berbagai divisi di NASA. Kala itu, Amerika Serikat masih menerapkan hukum segregasi berdasarkan warna kulit mulai dari fasilitas umum hingga termos kopi. Penerapan hukum segregasi ini membuat mereka mendapatkan perlakuan diskriminasi karena warna kulit dan jati diri mereka sebagai perempuan. 

Dalam alur cerita, penonton akan disuguhkan berbagai cerita yang memperlihatkan ketiga tokoh menghadapai perlakuan diskriminatif saat bekerja maupun untuk menggunakan fasilitas publik. Upaya mereka membela diri melawan situasi diskriminatif tersebut menjadi inti cerita yang akan mengaduk emosi penonton. Semua situasi menyentuh tersebut muncul dengan porsi yang sesuai untuk tiap tokoh. 

Salah satu adegan momen klimaks dari film The Hidden Figures adalah saat tokoh Al Harrison (Kevin Costner) direktur Space Task Group NASA yang emosi setelah mendengar pengakuan Katherine Goble tentang perlakuan rasis yang diterima sehingga menghambat pekerjaannya di NASA. Karakter Al Harrison yang merusak tanda pemisah penggunaan toilet di NASA dihadapan semua karyawannya mampu memberikan penjelas bagaimana individu di NASA dihargai sesuai dengan hasil pekerjaannya bukan karena warna kulitnya.  

The Hidden Figures nampaknya akan sangat disukai oleh berbagai kalangan usia karena selama 2 jam 7 menit, kita dapat menyaksikan kilas balik menjelang peristiwa peluncuran roket NASA sembari menikmati konflik diskriminatif yang dialami ketiga tokoh. Film ini selain berfokus menceritakan alur sejarah juga mampu mengirimkan pesan kesetaraan dengan jelas. Alur dan pesan yang diceritakan membuat film ini wajar mendapatkan penghargaan sebagai 1 dari 10 film terbaik menurut National Board of Review. (EHRE)

Posting Komentar