Agenda Foto Bersama WD III dan Perwakilan LK F.Psi UNM usai Pembukaan Fun Camp 2021 di Aula MTM pada Jumat (15/10).
Sumber: Dok. BKM MARABUNTA FPsi UNM

Psikogenesis, Jumat (15/10)- Fun Camp 2021 yang diselenggarakan oleh Biro Kegiatan Mahasiswa (BKM) Mahasiswa Pemerhati Bumi Nusantara (MARABUNTA) Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) dan secara resmi dibuka oleh Wakil Dekan (WD) III Bidang Kemahasiswaan FPsi UNM di Aula Mohammad Thayeb Manrihu (Aula MTM) pada Jumat (15/10). 

Muh. Nur Haq selaku Ketua Panitia menerangkan bahwa Fun Camp 2021 akan berbeda dari Fun Camp sebelumnya. 

“Fun Camp sebelumnya itu, kami (baca: Panitia) mengambil peserta dari adek-adek berkebutuhan khusus atau adek-adek spesial. Tahun ini mengambil peserta dari Teman Tuli dan dari maba (baca: mahasiswa baru) 2021,” terangnya dalam Pembukaan Fun Camp 2021. 

Lebih lanjut Muh. Nur Haq menjelaskan bahwa terdapat 21 peserta dalam Fun Camp 2021. 

“Pembagian 13 orang Teman Tuli, dan 8 orang Teman Dengar dari angkatan 2021 Fakultas Psikologi UNM,” jelasnya. 

Di sisi lain, Nur Akmal selaku Pembina MARABUNTA FPsi UNM mengatakan Fun Camp menjadi pembeda dari Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) lainnya. 

“Kalau di Mapala lain, kecenderungannya itu kegiatan alam bebas kalau di Marabunta ini ada penambahan konsep psikologi. Ini yang membedakan,” katanya. 

Pembina MARABUNTA FPsi UNM ini juga menantang pengurus untuk menuangkan konsep Fun Camp dalam bentuk Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). 

“Kalian (baca: pengurus MARABUNTA) sudah melakukan ini (baca: Fun Camp) kurang lebih empat kali, satu tahun satu kali. Tentunya sudah banyak dinamika yang kalian rasakan kemudian banyak pengalaman yang kalian dapatkan. Maka dari itu kita uji dalam konsep ilmiahnya kayak gimana,” tantangnya. 

Menyambung tantangan dari Pembina MARABUNTA, WD III yakni Resekiani Mas Bakar juga menantang panitia Fun Camp untuk mengikuti PKM. 

“Kalau bisa kita hasilkan 2 judul dari kegiatan ini (baca: Fun Camp),” sambungnya. 

WD III FPsi UNM ini pun berharap agar prosedur kesehatan (prokes) tetap dijalankan. 

“Tingkat penyembuhan/recovery di Makassar, Sulawesi Selatan itu melebihi recovery nasional, 96%. Sebuah kabar baik dan kita tetap harus jangan sampai terlena, terbuai gitu yah jadi kemudian kita tidak taat prokes," harapnya. (AFF)

Posting Komentar