Poster Film: Josee, The Tiger, and The Fish.
Sumber: Pinterest

Josee, The Tiger, and The Fish merupakan film anime Jepang yang disutradari oleh Kotaru Romuna dan rilis di Indonesia pada 19 Mei 2021 lalu. Film adaptasi novel Jepang karya Seiko Tanabe ini bergenre drama romantic dan memperoleh skor 100% pada tomatometer Rotten Tomatoes. 

Film ini bercerita tentang seorang pemuda bernama Tsuneo Sukuzawa, mahasiswa biologi kelautan yang juga bekerja paruh waktu di salah satu toko alat selam. Ia bekerja untuk bisa menabung demi meraih mimpinya melanjutkan studi di Meksiko. Suatu waktu ketika Tsuneo dalam perjalanan pulang ke rumah, ia bertemu dengan Josee, seorang perempuan pengguna kursi roda yang senang melukis juga membaca dan hidup berdua bersama neneknya. Saat itu, Josee terlempar dari kursi rodanya yang meluncur tanpa bisa dikendalikan olehnya. Tsuneo pun menyelamatkan Josee dan ditawarkan pekerjaan oleh nenek Josee untuk bekerja sebagai pelayan di rumahnya. 

Tsuneo lalu menerima tawaran pekerjaan tersebut. Dengan menerima tawaran pekerjaan ini, Tsuneo dan Josee pun semakin intens bertemu walaupun Josee merasa terusik oleh keberadaan Tsuneo di rumahnya. Namun karena Tsuneo, Josee pun dapat mengunjungi banyak tempat yang mana sebelumnya tidak dapat ia lakukan sebab neneknya tidak memperbolehkan Josee keluar rumah dengan alasan dunia luar itu dipenuhi oleh makhluk-makhluk mengerikan. Melihat dunia luar dan mendapatkan teman baru, membuat Josee menemukan dan memberanikan diri untuk bermimpi menjadi seorang professional illustrator buku gambar. Josee dan Tsuneo pun saling berbagi mimpinya masing-masing, hingga terjadi tragedi yang mematahkan sayap Tsuneo juga Josee dalam mewujudkan mimpi mereka.

Kisah romantis yang sangat menarik antara Tsuneo dan Josee, bagaimana mereka saling menerima dan mendukung mimpinya masing-masing walaupun kondisi mereka berbeda. Tidak hanya kisah romantis, dalam film ini pun diperlihatkan diskriminasi dan perlakuan kasar yang dialami oleh penyandang disabilitas. Sebuah kenyataan yang kembali disuarakan melalui film ini, menjadi bentuk evaluasi diri apakah kita akan bertindak diskriminatif juga kasar saat berinteraksi dengan penyandang disabilitas? Selain itu film ini pun memberikan makna penting bagi pemimpi-pemimpi di luar sana, bahwa keteguhan hati memampukan kita dan menguatkan kita yang punya banyak keterbatasan serta kekurangan untuk bisa mewujudkan mimpi-mimpi itu.

Tidak hanya kisah menarik dengan makna yang mendalam, film ini pun menyajikan animasi yang sangat memanjakan mata dengan musik-musik yang sangat mendukung scene-scene dalam film ini. Terutama lagu yang dibawakan oleh penyanyi Jepang, Eve—Ao No Waltz dan Shinkai—menghidupkan film berdurasi 1 jam 38 menit ini. (OA)

Posting Komentar