Pembukaan SERAM 2021 BEM Kema FPsi UNM.
Sumber: Dok. LPM Psikogenesis

Psikogenesis, Jumat (03/12)- Wakil Dekan (WD) III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) resmi membuka kegiatan Sekolah Riset Advokasi Mahasiswa (SERAM) 2021 yang berlangsung pada Aula Moh. Thayeb Manrihu (MTM) FPsi UNM pada Kamis (02/12). 

Resekiani Mas Bakar selaku WD III mengingatkan bahwa mahasiswa sebagai agent of change dituntut untuk mengkritisi regulasi, kebijakan atau proses pelaksanaan dalam suatu kegiatan yang melibatkan masyarakat atau di dalam kampus itu sendiri. 

“Kalian ini adalah agent of change, agen perubahan maka dengan melalui advokasi sebenarnya anda dituntut untuk menjadi agen perubahan,” jelasnya. 

WD III yang akrab disapa Kiki ini juga menegaskan bahwa mahasiswa dalam mengkritisi jangan sampai menjadi tong kosong berbunyi nyaring. Hal ini dikarenakan mahasiswa melakukan penilaian menggunakan data, berbeda dengan orang atau pihak lain. 

“Tentu tak boleh tong kosong nyaring bunyinya. Maka sebagai mahasiswa yang beda dengan orang di luar sana, yang mengeluh-eluhkan tentang kemiskinan, beda dengan gaya anda (mahasiswa) yang menjadi perubahan dalam sebuah isu. Nah apa yang beda, satu berdasarkan perasaaannya common sense, subjektifitasnya aja, penilaiannya dia. Tetapi kalian apa? Base on data,” tegas Kiki. 

Ia pun menambahkan dalam hal data yang dimaksudnya ini ditunjang oleh kegiatan SERAM 2021. 

“Dan itu ditunjang oleh yang tadi, Sekolah Riset. Sehingga tadi benar yang dikatakan Presiden BEM (Baca: Badan Eksekutif Mahasiswa) bahwa kita harus mengkritik diri kita sendiri. Apakah yang telah kita sampaikan itu sudah base  on data (atau) nggak?” tambahnya. 

Akhir kata ia pun menilai beragam materi yang akan ada dalam SERAM 2021 merupakan materi yang keren dikarenakan memuat materi Investigasi isu dan pengembangan wacana.  Lalu materi kedua yakni tentang riset teknik analisis dan pengolahan data yang menurutnya tidak perlu analisis terlalu mendalam namun bisa lebih ke fenomena atau gambaran fenomenanya. 

“Mungkin ke fenomena atau gambaran fenomenanya, kalau kita berkaitan dengan advokasi karena ini sangat luas sekali. Tapi ndapapa kalau kedepannya teman-teman mahasiswa akan menajamkannya. Yang ketiga strategi advokasi dan propraganda kreatif, Nah propaganda ini tanda kutip ya, bagaimana memberikan alternatif solusi,  lebih kreatif dalam melakukan perubahan tersebut,” tutupnya. (BLU)

Posting Komentar