Ilustrasi Psikologika Emotionally Unavailable.
Sumber: Pinterest

Kita sudah tidak asing dengan kendala-kendala fisik yang membuat fungsi-fungsi tubuh kita tidak optimal seperti sakit, lelah, atau terkendala jarak sehingga kita tidak bisa berfungsi optimal sebagai makhluk sosial. Namun, tahukah kamu ada istilah serupa untuk fungsi emosional? Emotionally unavailable, atau secara harfiah diartikan dengan 'tidak siap secara emosional'. Dijelaskan oleh Lawrenz (2021), Individu yang tidak siap secara emosional akan kesulitan dalam mengekspresikan, mengontrol emosi, atau membangun kelekatan emosional dengan orang lain.

Ketidaksiapan emosional seseorang dapat ditunjukkan melalui berbagai perilaku, namun pada umumnya individu akan terlihat tidak ramah, kesulitan berbicara tentang perasaannya, dan menghindari topik atau situasi yang melibatkan ekspresi emosi. Dengan begitu, Lawrenz (2021) menyimpulkan bahwa ketidaksiapan emosional akan berdampak pada relasi individu tersebut, termasuk relasi romantik, relasi teman dekat, relasi orang tua dan anak, dan relasi kerja.

Menurut pandangan Lawrenz, sejauh ini asumsi penelitian-penelitian tentang emotionally unavailable sebagian besar berfokus pada teori attachment dan relasi anak dengan orang tua pada masa-masa awal kehidupan. Asumsi populer bahwa anak-anak yang tidak mendapat respon emosional cukup dari orang tuanya, akan membentuk gaya attachment avoidant, yang berarti sang anak akan cenderung lebih independen baik dalam aspek fisik maupun emosional dan lebih sulit menjalin relasi dekat dengan individu lain.

Setelah mengetahui konsep dari emotionally unavailable, penting bagi kamu yang sedang menjalani hubungan dengan pasangan yang tidak siap secara emosional untuk bisa menyadari keadaan dan mencari solusi. Ketidaksiapan emosional pasangan bukan sesuatu yang bisa kamu selesaikan sendiri ataupun dapat diselesaikan dengan mudah oleh pasangan kamu. Proses persiapan emosional ini membutuhkan waktu, kesabaran, dan kasih sayang. Bantuan dari tenaga kesehatan mental profesional juga mampu memfasilitasi self-exploratory melalui psikoterapi atau konseling, meskipun kembali lagi, waktu yang dibutuhkan mungkin bisa bertahun-tahun.

Pada akhirnya, keputusan akan kembali kepada Anda, apakah Anda mampu menjalani relasi dan menemani pasangan membangun kesiapan emosional? Jika tidak, mengakhiri hubungan mungkin menjadi satu-satunya pilihan terbaik bagi kedua pihak. (AR)

Referensi:

Lawrenz L. (2021). How to Spot Emotional Unavailability. PsychCentral. Diakses melalui https://psychcentral.com/lib/signs-of-emotional-unavailability.

Posting Komentar