Ilustrasi Psikologika "Pick Me Girl 'Alias Si Paling Beda'"
Sumber: Twitter @SheSaysIndia

“Apa cuma gue yang ga tertarik sama K-POP?”, “Gue sih sukanya temenan sama cowok, ga banyak drama”, “Ga suka make up-an, skincare-an. Ribet”, “Kenapa pada suka nonton drama sih? Gue aja nontonnya film horor, action,”.

Teman-teman mungkin ada yang pernah dengar kalimat-kalimat ini di media sosial, seperti TikTok atau Instagram. Atau mungkin sebagian besar dari kita pernah menunjukkan perilaku tersebut karena sebagian besar dari kita mungkin punya keinginan untuk terlihat unik dan beda dari orang lain. 

Nah, fenomena ini disebut pick me girl. Menurut Urban Dictionary, pick me girl adalah perempuan yang berusaha keras untuk membuat pria terkesan dan memastikan bahwa dia tidak seperti perempuan lain.

Tapi jangan salah. Meskipun lebih sering ditujukan pada perempuan, sebenarnya ada juga loh versi laki-lakinya yang dikenal dengan pick me boy. Jadi, pada dasarnya fenomena ini tidak terbatas pada jenis kelamin dan bisa dialami oleh siapa pun. 

Pada dasarnya “pick me” adalah perilaku seseorang yang memohon perhatian dan penerimaan dari orang lain dengan cara yang tidak sehat, seperti membandingkan atau merendahkan gender-nya sendiri. 

Pick me girl juga bisa hadir dalam bentuk perilaku, gaya hidup, hobi, minat, atau tingkah laku yang seolah-olah unik dan beda dari perempuan lain dan bisa menarik perhatian lawan jenis. 

Lalu, apa sih yang bikin seseorang berperilaku seperti ini?

Amy Rosenbluth, seorang lulusan Ilmu Politik dan Pembangunan Internasional dari McGill University mengatakan bahwa fenomena pick me girl terjadi karena adanya faktor internalized misogyny dan adanya keinginan untuk menjauhkan diri dari stereotip wanita/pria tradisional, yang selama ini dianggap buruk dan negatif. 

Internalized misogyny itu sendiri adalah bentuk diskriminasi terhadap gender perempuan yang melibatkan kebencian. 

Amy Rosenbluth juga mengatakan ada sebagian wanita yang percaya bahwa jika mereka memegang prinsip tersebut dan memisahkan diri dari stereotipe perempuan yang feminim, lemah lembut, dan suka dilindungi maka mereka akan terlihat lebih superior dari perempuan lain. 

Psikolog Universitas Airlangga (UNAIR) Ike Herdiana, menjelaskan bahwa seorang pick me girl tidak hanya berusaha menarik perhatian lawan jenis. Ia melakukan itu karena ingin mendapatkan respect dan perhatian orang lain. Kebutuhan untuk tampil berbeda ini berkaitan dengan kebutuhan akan kehidupan sosial. 

Yang pasti perilaku pick me girl ini ga baik yah teman-teman karena bisa berdampak buruk bagi kesehatan mental kita. Nah buat kamu yang bingung gimana sih caranya biar kita ga terjerumus dalam pola pikir “pick me” atau mungkin ingin berhenti jadi seorang “pick me”?  Berikut ini beberapa tips yang bisa kamu terapkan.

1. Semua orang punya standar sukanya masing-masing.

Mungkin kadang kita merasa senang ketika disukai dan diinginkan orang lain dan merasa sedih dan sendirian ketika tidak disukai. Mentalitas “pick me” lahir dari upaya seseorang untuk menghindari perasaan tidak disukai/ditolak tersebut. 

Makanya penting untuk tahu bahwa tidak selamanya semua orang dalam hal ini lawan jenis akan selalu menyukai kita meskipun kita menunjukkan bahwa seolah-olah kita beda dari orang lain. 

2. Jadilah diri sendiri.

Hal yang wajar jika kita ingin diterima oleh orang lain utamanya lawan jenis. Tapi, tidak dengan menjatuhkan orang lain yah teman-teman, apalagi menjatuhkan sesama kita perempuan/laki-laki cuma karena ingin terlihat berbeda. Standar diri kita tidak ditentukan oleh lawan jenis, tapi dari diri kita sendiri. Jadi jangan takut untuk dicap sama seperti perempuan/laki-laki pada umumnya. 

Jadi berbeda bukan hal yang salah karena semua orang pada dasarnya diciptakan berbeda dengan keunikan dan kelebihannya masing-masing. Tapi, merendahkan sesama perempuan/laki-laki dan memandang berlebih pada perbedaan yang kita punya bukan hal yang baik bahkan bisa jadi masalah buat diri kita dan orang di sekitar kita. 

Jadi, yang harus kita tanamkan dalam diri kita adalah jangan kita menjatuhkan orang lain hanya karena kita merasa diri kita berbeda. (ESN)

Sumber: 

Tricaso, Kayla. (2021). The Psychology of the "Pick Me Girl". Modern Intimacy. Retrieved May, 20 2022, from https://www.modernintimacy.com/the-psychology-of-the-pick-me-girl/

Mahan, Logan. (2021). The Problem with TikTok's "Pick Me Girl" Trend Is More Complicated Than You Think. Inside Hook. Retrieved May, 20 2022, from https://www.insidehook.com/article/internet/pick-me-girl-tiktok-trend-explained

UNAIR NEWS. (2022). Mengenal Fenomena Pick Me Girl dari Kacamata Psikologi. Retrieved May, 20 2022, from http://news.unair.ac.id/2022/03/07/mengenal-fenomena-pick-me-girl-dari-kacamata-psikologi/?lang=id

Posting Komentar