![]() |
Potret Fenomenal Will Smith dan Chris Rock di Panggung Oscar. Sumber: Google |
Dilhat dari kasus-kasus tersebut, hal yang menjadi penyebab ketersinggungan itu sangat acak dan tidak dapat ditentukan.
Isabella Poggi and Francesca D’Errico (2018) menyatakan bahwa menyinggung adalah hantaman terhadap citra diri seseorang yang membuat seseorang merasa tersinggung. Hal ini memicu emosi kemarahan, kekecewaan, kepahitan, dendam terhadap orang lain, sering menyebabkan putusnya hubungan, dan menurunkan harga diri seseorang.
Zander (1976) mendefinisikan perasaan tersinggung sebagai proses melalui tiga fase:
1. Orang yang tersinggung mengidentifikasi penyebab ketersinggungan dan bekerja untuk mengembangkan semacam interpretasi.
2. Orang yang tersinggung mencoba untuk menentukan intensitas perasaan tersinggung yang didasarkan pada keyakinan diri seseorang dan apakah pelaku memiliki keyakinan yang sama.
3. Orang yang tersinggung memiliki semacam reaksi terhadap ketersinggungan yang didasarkan pada sejumlah faktor. Harus di garis-bawahi bahwa seseorang telah memilih untuk tersinggung ketika dia mulai melalui fase-fase ini.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi intensitas ketersinggungan seseorang:
1. Insecurities
Salah satu alasan paling umum orang tersinggung adalah Insecurities. Insecurities didasarkan pada konsep diri, ide, dan perasaan seseorang tentang diri sendiri.
2. Significance of Relationship
Signifikansi pelaku dan peran dalam kehidupan pelaku dapat mempengaruhi intensitas perasaan tersinggung.
3. Interpersonal Assertiveness
Interpersonal Assertiveness/ketegasanmu interpersonal didefinisikan sebagai sejauh mana orang memilih untuk mengadvokasi diri mereka sendiri dan kebutuhan mereka bahkan ketika orang lain tidak selalu setuju.
4. Previous Experiences
Ini mungkin alasan utama orang tersinggung. Pengalaman kita membentuk perkembangan psikososial kita. Apa yang kita ketahui adalah bahwa orang belajar dari pengalaman mereka sendiri dan melihat pengalaman orang lain.
5. Societal and Cultural Pressure
Masyarakat memiliki harapan. Budaya juga memiliki harapan. Cara berperilaku, cara menanggapi dimana orang dinilai dan dievaluasi oleh masyarakat. Sosial media tidak hanya memberikan harapan-harapan ini tetapi menggambarkan dan menekankan tanggapan yang 'tepat' dan 'tidak pantas' terhadap peristiwa budaya, keputusan politik, dan agama.
Penyebab ketersinggungan pada setiap orang berbeda-beda, semua orang bisa tersinggung bahkan karena hal sepele sekalipun. Kita tidak pernah tahu kapan kita tersinggung oleh perkataan orang lain, kita juga tidak bisa melarang seseorang untuk mengatakan suatu hal yang tidak bisa kita lakukan. Hal yang bisa kita lakukan adalah mengontrol tindakan kita pada saat merasa tersinggung. Setiap orang punya hak mengatakan hal yang ingin dia katakan, tetapi kita juga punya pilihan untuk menamparnya atau bicara dengan baik dengan orang tersebut. Tentukan pilihanmu. (TFR)
Referensi
Poggi, I., & D’Errico, F. (2018). Feeling offended: A blow to our image and our social relationships. Frontiers in Psychology, 8, 1-16.
Zander, W. (1976). Taking offense as seen in depth-psychology. Psychotherapie und Medizinische Psychologie, 26(1), 1–9.
Posting Komentar
Posting Komentar