Ilustrasi Psikologika "Fenomena 'Sleep Paralysis'".
Sumber: Pinterest

Apakah kamu pernah merasakan tubuhmu tidak dapat bergerak saat bangun tidur? Masyarakat awam mengaitkannya dengan fenomena mistis dan mengenalnya dengan istilah 'ketindihan'. Namun dalam dunia psikologi hal ini dijelaskan sebagai salah satu jenis gangguan tidur yang dikenal dengan istilah sleep paralysis

Nah apa sih itu sleep paralysis?

Menurut The American Sleep Disorder Association (1990) sleep paralysis terjadi ketika seseorang berada pada tidur paling dalam saat seluruh otot relaksasi. Akan tetapi, perubahan tahapan tidur secara mendadak akibat gangguan siklus tidur menyebabkan seseorang tersadar. Jadi, sleep paralysis merupakan ketidakmampuan tubuh mengendalikan otot volunteer selama sleep onset (gypnagogic) atau selama terbangun di antara waktu malam dan pagi (hypnopompic). 

Menurut Culebras (2011), terjadinya sleep paralysis dapat dikaitkan oleh beberapa faktor, antara lain:

  1. Kurang tidur. Biasanya dialami oleh siswa/mahasiswa yang harus belajar hingga larut malam. Bisa juga karena jadwal tidur yang berubah-ubah.
  2. Kondisi mental tidak stabil, seperti sedang stress atau orang yang memiliki gangguan berat pada tidur di malam hari (sleep nocturnal).
  3. Tidur terlentang, tidur dalam posisi terlentang ternyata juga bisa menjadi penyebab sleep paralysis. Beberapa jurnal menyebutkan bahwa posisi tidur ini men-trigger kemunculan sleep paralysis.
  4. Masalah tidur lain. Kram kaki di malam hari dapat mengganggu tidur tahap Rapid Eye Movement (REM) dan berkontribusi terhadap munculnya sleep paralysis.
  5. Penyalahgunaan zat kimia. Seseorang yang usai mengkonsumsi alkohol mudah terserang sleep paralysis.

Pada tahun 2005 American Sleep Association (ASA) mengembangkan  teori mengenai jenis-jenis sleep paralysis, mengklasifikasikan deep paralisis menjadi tiga, yaitu:

  1. Intruder. Jenis intruder biasanya diikuti dengan perasaan takut dan cemas, adanya kehadiran roh halus, halusinasi auditori dan halusinasi visual. Menurut Cheyne et.al. (1999), intruder dimulai dengan aktivasi amygdala di bagian otak.
  2. Incubes. Jenis ini biasanya disertai dengan keadaan sesak napas, perasaan ditekan di dada, dan rasa nyeri fisik.
  3. Unusual bodily experiences. Jenis ini terjadi saat seseorang mengalami perasaan arwah tertarik keluar dari tubuh.

Meskipun tidak semua orang pernah mengalami sleep paralysis, kamu dapat mencatat poin berikut ini tentang beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi sleep paralysis, antara lain:

  1. Memperbaiki kebiasaan tidur, seperti memastikan kamu tidur 6-8 jam setiap malam.
  2. Menggunakan obat antidepresan jika diresepkan untuk membantu mengatur siklus tidur.
  3. Mengobati masalah kesehatan mental yang dapat menyebabkan kelumpuhan tidur.
  4. Mengintervensi gangguan tidur lainnya, seperti narkolepsi atau kram kaki. (PAA)


Referensi:

Widyananda, R.F. (2021-Maret-22). Penyebab Sleep Paralysis Serta cara Mengatasinya, Atasi Secepat Mungkin. Merdeka.com. Diakses dari https://www.merdeka.com/jatim/sleepparalysismengenal-makna-penyebab-dan-jenisnya-kln.html.

Larasaty, R. (2012). Hubungan Tingkat Stress Dengan Kejadan Sleep Paralysis Pada Mahasiswa FIK UI Angkatan 2008. Skripsi. Universitas Indonesia Fakultas Ilmu Keperawatan: Depok.

Permata K.A. & Widiasavitri, P.N. (2019). Hubungan antara Kecemasan dan Sleep paralysis pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Tahun Pertama. Jurnal Psikologi Udayana. Vol.6(1). Hal:1-10. e-ISSN: 2654 4024.

Posting Komentar