Agenda Foto Bersama dalam Pelatihan Peningkatan Kebersyukuran oleh LPM UNM.
Sumber: Dok. Pribadi

Psikogenesis, Senin (26/09)- Lembaga Pengabdian dan Penelitian Masyarakat (LP2M) Universitas Negeri Makassar (UNM) menggelar Pelatihan Peningkatan Kebersyukuran untuk peningkatan regulasi emosi pada siswa. Kegiatan pelatihan berlokasi di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 10 Jeneponto yang berlangsung pada Sabtu (17/09) yang lalu.

Muhamad Ahkam Alwi selaku anggota tim dalam pelatihan tersebut mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan rasa kebersyukuran melalui pembuatan jurnal.

“Salah satu kegiatan yang kita lakukan di sana adalah pelatihan berupa pemberian materi dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan penerapan dalam kehidupan sehari-hari tentang mensyukuri sesuatu, jadi semua kejadian-kejadian yang dialami maka itu diungkapkan dalam bentuk jurnal,” ungkap pria yang akrab disapa Ahkam ini.

Dosen Fakultas Psikologi (FPsi) UNM ini mengatakan, selain dirinya, turut terlibat dosen lain dan beberapa guru dari SMA Negeri 10 Jeneponto.

“Narasumber yang lain adalah Ahmad dan Muhammad Akbar. Kegiatan ini juga didampingi guru dari SMA negeri 10 yaitu Hamzah Hamid dan Muhammad Nur Ishak Iskandar,” sebutnya.

Ahkam menjelaskan dalam program pengabdian ini partisipan yang berjumlah 38 siswa sebagian besar merupakan pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) diminta menuliskan jurnal berupa pengalaman yang dialaminya pada hari itu .

“Jadi siswa diminta membuat jurnal yang berisi ungkapan seperti saya bersyukur bisa berangkat ke sekolah, saya bersyukur hari ini cuacanya cerah, atau saya bersyukur hari ini dapat menikmati makanan. Kalimat yang sederhana tentang kejadian-kejadian yang dialami pada hari itu penting untuk diungkapkan karena itu akan bisa membatu meningkatkan rasa syukur,” jelasnya.

Ahkam menyampaikan kegiatan tersebut terdiri dari pemberian materi mengenai rasa syukur, permainan, video dan praktik membuat jurnal.

“Saya memberikan materi dalam bentuk ceramah, ada juga game (baca: permainan) dan juga peraktik langsung membuat jurnal. Setelah membuat jurnal, selanjutnya ada beberapa orang yang membacakan jurnalnya. Lalu kita tayangkan video berkaitan dengan rasa syukur selama lima sampai sepuluh menit,” ucapnya.

Selain pemberian materi mengenai rasa syukur, Ahkam juga menambahkan terdapat juga pemberian materi mengenai penggunakan teknologi informasi dengan tepat.

“Selain itu, juga ada materi mengenai bagaimana menggunakan teknologi informasi dengan tepat, yang mana tayangan yang tepat untuk dinonton, yang mana website (baca: situs web) yang berupa hoax (kebohongan). Agar siswa tidak mudah meng-share (baca: bagikan) informasi tanpa memperhatikan apakah informasi itu betul apa tidak,” tambahnya.

Menurut Ahkam, rasa bersyukur penting untuk diungkapkan agar menjadi sebuah karakter, dengan hal tersebut seseorang yang memiliki kebersyukuran yang tinggi bisa mengungkapkan pengalaman-pengalaman positif yang ia rasakan.

“Kebersyukuran merupakan salah satu emosi positif yang berguna untuk merespon dan mengapresiasi kebaikan orang lain, yang apabila selalu diungkapkan akan menjadi sebuah karakter, sehingga individu yang memiliki rasa syukur yang tinggi dia akan selalu mengungkapkan pengalaman positif yang dialami kemudian diekspresikan melalui ucapan terimakasih kepada orang-orang yang membantunya,” tuturnya.

Ahkam juga menambahkan, bahwa telah ada beberapa riset sebelumnya yang menunjukan bahwa membuat jurnal dapat meningkatkan kesejahteraan mental seseorang.

“Sebelumnya sudah ada beberapa riset bahwa dengan membuat jurnal akan membantu meningkatkan kebahagiaan dalam dirinya, nah ini kita coba dalam konteks yang berbeda yaitu dalam bentuk pengabdian,” tambahnya.

Ahkam menyampaikan, bahwa kegiatan ini akan terus berlanjut dan kedepannya masih akan dilakukan pengukuran kembali.

“Kegiatan ini sebenarnya adalah kegiatan yang berkelanjutan. Begitu kita pulang itu masih dilakukan, jadi kita tetap mengontrol siswanya agar setiap hari mereka tetap mengungkapkan rasa syukurnya. Jadi kita berusaha melibatkan gurunya disana. Kemungkinan satu bulan kedepan kita masih mengukur lagi,” jelasnya.

Dirinya juga mengungkapkan rasa terimakasi kedapa pihak sekolah SMA Negeri 10 Jeneponto yang telah menyambut dan membantu selama pelaksanaan program pengabdian ini.

“Kita tidak menyangka diberi fasilitas seperti itu. Jadi kami berterimakasih kepada pihak sekolah yang memberikan sambutan yang luar bisa serta mendampingi dari awal hingga akhir acara,” ungkapnya

Terakhir, Ahkam menyampaikan harapannya agar kedepannya siswa-siswa yang terlibat betul-betul dapat mengaplikasikan pembuatan jurnal ini dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, dia juga berharap siswa-siswa yang terlibat dapat menyebarkan hal ini kepada teman-teman mereka yang lain.

“Harapannya adalah bagaimana agar siswa itu betul-betul bisa mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, ketika siswa ini sudah bisa meningkatkan rasa syukurnya melalui pembuatan jurnal tentu kita berharap bahwa dia akan menularkan ini juga kepada siswa-siswa yang lain. Gurunya juga bisa mengawali pelajaran dengan membuat jurnal tentang bersyukur seperti ini,” tutupnya. (PHS)

Posting Komentar