Ilustrasi Sastra "Sumpah Sampai Disini".
Sumber: Pinterest

Sumpah yang menjadi pengikat.

Bagaikan racun yang menghancurkan hati.

Kenapa tidak?

Sumpah yang terucap tak terlintas dengan bijak dalam jiwa.

Menjadikan batin kian terluka hingga kalbu menjadi rusak.

Air mata yang meluncur membawa harapan kian gugur.

Senyum yang sumringah terganti dengan senyum masam yang tak mengenakkan hati.

Akankah sumpah itu kuingkari, meninggalkan rumah dan kenangannya?

Mungkin iya atau tidak.

Rasa gundah yang merangkul jiwa membuatku, takut untuk melangkah.

Tatapan benci manusia yang tertuju padaku, membawa jiwa mengubur raga ini.

Maafkan aku yang terlalu lemah.

Maafkan aku yang mudah menyerah.

Maafkan aku yang sudah mengakhiri.

Oleh- Senandika

Posting Komentar