Ilustrasi Psikologika "Asch Conformity Experiment: Memperlihatkan Kekuatan Pengaruh Kelompok pada Manusia".
Sumber: Pinterest

Orang akan mengabaikan kenyataan atau kebenaran dan mengatakan sesuatu yang salah dengan tujuan untuk menyesuaikan (conform) dengan perkataan orang lain. Itulah hasil eksperimen yang dilakukan oleh Solomom Asch (1956). Eksperimen ini kemudian dikenal dengan “Asch Conformity Experiment”, eksperimen ini dipublikasikan dalam artikel dengan judul “Studies of Independence and Conformity: A Minority of One Against a Unanimous Majority”.

Sebelum lebih lanjut ke eksperimennya, mari kita bahas sedikit mengenai konformitas. Berdasarkan artikel yang ditulis John M. Levine di Britannica, mengungkapkan konformitas merupakan proses seseorang dalam mengubah kepercayaan, sikap, aksi, atau persepsi untuk menyesuaikan dengan kelompok dimana ia berada atau kelompok yang persetujuannya mereka inginkan. 

Wei Z., Zhao Z., dan Zheng Z (2019) mengatakan terdapat banyak alasan orang melakukan konformitas. Tetapi dalam banyak kasus manusia melakukan konformitas karena ia berprasangka orang lain memiliki pengetahuan dan pengalaman yang lebih banyak, jadi mereka mengikuti mereka sebagai pelajaran. Beberapa kasus konformitas disebabkan manusia menyesuaikan diri agar tidak terlihat bodoh. Kecenderungan tersebut menjadi sangat kuat saat manusia tidak yakin bagaimana harus bertindak.

Kembali ke eksperimen Asch. Eksperimen ini melibatkan 50 orang siswa laki-laki dari Swarthmore College di USA. Eksperimen melibatkan orang yang berpura-pura menjadi partisipan, kita sebut mereka confederates. Confederates akan berperilaku dengan cara tertentu untuk melihat apakah tindakan mereka berpengaruh pada partisipan. Partisipan tidak sadar akan kehadiran confederates.

Dalam setiap ekperimen, siswa akan ditempatkan dalam ruangan bersama dengan confederates. Sebelumnya siswa diberitahu bahwa mereka akan ikut dalam tes penglihatan. Confederates diberi tahu apa tanggapan ketika tugas garis disajikan.

Sumber: Pinterest

Setiap siswa di ruangan itu harus menyatakan dengan lantang garis perbandingan mana (A, B, atau C) yang paling mirip dengan garis target. Jawabannya selalu jelas. Partisipan terakhir selalu duduk di urutan terakhir dan memberikan jawabannya terakhir.

Terdapat 18 percobaan dalam ekperimen, confederates memberikan tanggapan yang salah di 12 percobaan. Hal ini disebut sebagai critical trials yang bertujuan melihat apakah para peserta akan mengubah jawaban mereka agar sesuai dengan tanggapan orang lain dalam kelompok. Pada bagian pertama confederates memberikan tanggapan yang benar. Tetapi setelah mendapatkan instruksi mereka mulai memberikan jawaban yang salah.

Terdapat kelompok kontrol dalam penelitian untuk memastikan bahwa rata-rata siswa dapat mengukur panjang garis secara akurat. Siswa ditempatkan secara individual dalam kelompok kontrol. Kelompok kontrol memiliki keakuratan 99% dalam mencocokkan garis dengan garis target.

Asch menemukan beberapa kali siswa melakukan konformitas dengan pandangan mayoritas. Rata-rata, sekitar sepertiga (32%) siswa melakukan konformitas dengan mayoritas pada critical Trials. Selama 12 critical trials, sekitar 75% peserta melakukan konformitas setidaknya satu kali, dan 25% tidak pernah melakukannya. (TFR)

Referensi

Asch, S. E. (1956). Studies of independence and conformity: I. A minority of one against a unanimous majority. Psychological Monographs: General and Applied, 70(9), 1–70. doi:10.1037/h0093718

Wei, Z., Zhao, Z., & Zheng, Y. (2019). Following the Majority: Social Influence in Trusting Behavior. Frontiers in Neuroscience, 13. doi:10.3389/fnins.2019.00089

https://www.britannica.com/topic/conformity diakses pada 30 Desember 2022

Posting Komentar