Ilustrasi Psikologika "Groupthink, Fenomena Psikologis dalam Kelompok"
Sumber: Pinterest


Kamu pernah tidak memilih diam dan mengikuti pendapat anggota kelompok lain, meskipun keputusan yang diambil tidak sesuai dengan pilihanmu. Nah hal tersebut dikenal dengan istilah ‘groupthink’ loh. 

Sebagian orang mungkin pernah mengalami hal tersebut, namun tidak mengenal situasi apa itu. Nah dalam istilah psikologi, hal tersebut dikenal dengan istilah groupthink

Berbicara tentang sejarah, groupthink pertama kali dipopulerkan oleh Irving L Janis pada tahun 1972 melalui karyanya yang bertajuk “Victims of Groupthink: A Psikological Study of Foreign Decisions and Fiascoes”. Janis melekatkan istilah tersebut pada pemikiran sekelompok orang yang bersifat kohesif. 

Siegel dan Marconi (1989) mengemukakan bahwa groupthink menggambarkan tekanan pada situasi kesesuaian kelompok, dimana anggota kelompok enggan menyampaikan ide yang menurutnya tidak populer. Sedangkan Siregar (2013) mengemukakan bahwa groupthink merupakan suatu pengambilan keputusan dalam kelompok, dimana anggota kelompok berusaha mempertahankan kebulatan suara. 

Kemudian, West & Turner (2010) menyatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi terbentuknya groupthink, antara lain sebagai berikut.

1. Kohesivitas

Kelompok dikatakan kohesif jika anggota kelompok memiliki ketertarikan terhadap satu sama lain, baik sikap maupun perilaku kelompok tersebut.

2. Tekanan (group stress)

Mayoritas orang akan memilih mencari kesepakatan bersama orang lain demi mengurangi rasa cemas saat pengambilan keputusan.

3. Faktor Kepemimpinan

Pemimpin yang cenderung otoriter dapat mengarahkan anggota kelompok dalam groupthink. Gaya kepemimpinan yang demikian dapat menyebabkan rendahnya masukan alternatif dari para anggota kelompok. 

Lalu kemudian muncul pertanyaan, apakah groupthink ini cenderung berdampak negatif atau positif. Jawabannya adalah seimbang, groupthink tidak hanya berdampak negatif, tapi juga memiliki dampak positif loh

Jadi menurut Kinicki & Syamsi (2000) groupthink memiliki kebaikan di dalamnya, diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Keputusan kelompok mampu memecahkan masalah secara kesepakatan bersama.

2. Keputusan itu dirasa fair bagi seluruh anggota kelompok secara keseluruhan.

3. Mampu bekerjasama dalam memecahkan masalah yang ada di organisasi.

4. Keputusan kelompok mampu memahami rasionalisasi dibalik keputusan akhir yang akan diambil.

Sedangkan menurut Immamiyah (2013) groupthink berdampak negatif bagi suatu kelompok. Berikut penjelasannya.

1. Pemecahan masalah yang sejak semula sudah cenderung dipilih, tidak lagi dievaluasi atau dikaji ulang.

2. Jika tidak terdapat kata sepakat dan masing-masing tetap bertahan pada pendiriannya, maka akan menimbulkan ketegangan dan menimbulkan rasa tidak nyaman dalam kelompok.

3. Jika terjadi kegagalan, anggota kelompok akan saling melemparkan kesalahan atau tanggung jawab.

Jadi untuk meminimalisir dampak-dampak negatif tersebut yang tentunya akan berpengaruh pada kelompok anda, kemukakanlah pendapat mu. Bisa saja saran yang kamu pendam selama ini merupakan jawaban dari permasalahan yang timbul dalam kelompokmu. (WSM)

Referensi:

Immamiyah, R. (2013). Proses Komunikasi Antara Tenaga Pendidik dengan Pengurus Yayasan Al-Mursyiden Semolowaru Surabaya. UIN Sunan Ampel Surabaya.

Janis, I. L. (1972). Victims og Groupthink: a Psychological Study of Foreign-Policy Decisions and Fiascoes.

Kinicki, R. K. D. A. (2000). Organizational Behavior: McGraw Hill Companies, Inc.

Siegel & Marconi, R. (1989). Behaviour Accounting. United States of America: South Western.

Siregar, M. (2013). Groupthink dalam Komunikasi Kelompok (Studi Deskriptif tentang Gejala Groupthink dalam Komunikasi Kelompok Club Motor Brotherhood Medan dalam Rangka Pengambilan Keputusan).

Syamsi, I. (2000). Pengambilan Keputusan dan Sistem Informasi. Jakarta: Bumi Aksara.

West, R., & Turner, L. H. (2010). Introducing Communication Theory, Analysis & Application (4th ed): McGraw-Hill Higher Education.

Posting Komentar