Proses Pemaparan Visi-Misi oleh Calon Presiden BEM Kema FPsi UNM.
Sumber: Dok. LPM Psikogenesis

Psikogenesis, Rabu (22/02)– Komisi Pemilihan Umum (KPU) Keluarga Mahasiswa (Kema) Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) telah melaksanakan agenda pemaparan visi-misi Calon Presiden (Capres) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Kema FPsi UNM yang berlangsung di Aula Muhammad Thayeb Manrihu (MTM) FPsi UNM pada Selasa (21/02) kemarin.

Muhammad Rhesa yang merupakan salah satu panelis memberikan tanggapannya mengenai visi-misi yang dibuat oleh kedua Capres BEM Kema FPsi UNM bahwa keduanya memiliki orientasinya masing-masing.

“Kalau saya melihat tadi ada dua orientasi, kalau Andika (baca: Capres nomor urut 1) dia orientasinya ke dalam, memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan di dalam, sedangkan kalau Idul (Capres nomor urut 2) dia orientasinya keluar, membangun relasi,” ungkap pria yang akrab disapa Eca ini.

Sejalan dengan itu, Muh. Rajan Piara yang juga merupakan salah satu panelis menanggapi bahwa kedua calon merupakan tipikal yang berbeda.

“Masing-masing calon punya tipikal yang berbeda, kalau dari Andika saya suka semangatnya sebagai Capres BEM harus diapresiasi, bagaimana keberaniannya melawan kekurangan yang dia miliki. Kalau dari Idul dia melihat kesempatan menjadi Presiden BEM ini merupakan wadah dia untuk menyalurkan aspirasi,” jelas pria yang akrab disapa Rajan ini.

Lebih lanjut, Rajan menyampaikan bahwa meskipun kedua calon dinilai cukup mampu dalam menjawab pertanyaan yang diberikan, namun dia menilai salah satu calon masih kurang dalam menyampaikan poin yang ingin disampaikan. Meskipun begitu kedua calon dinilai telah memiliki kemampuan berbicara di depan umum yang bagus.

“Secara umum kedua calon sudah capable (baca: mampu) dalam menjawab pertanyaan, meskipun terkadang saya lihat Andika masih kurang to the point (baca: ke inti) dalam menjawab pertanyaan, dan secara visi-misi juga Andika terlalu kompleks menurut saya, berbeda dengan Idul yang lebih sederhana dan bahasa yang lebih mudah dipahami, sehingga ketika orang-orang melihat mereka bisa langsung tahu maksudnya apa," terangnya.

Sejalan dengan itu, Eca juga menyampaikan bahwa salah satu calon masih abstrak dalam menjawab pertanyaan, dia menilai bahwa salah satu calon terlalu berapi-api ketika menyampaikan pendapatnya.

“Andika terkadang menjawabnya masih lebih abstrak sehingga apa yang disampaikannya masih kurang dipahami oleh para voters (baca: pemilih), saya rasa ini perlu untuk diperbaiki. Dari semangat yang disampaikan juga Andika perlu hati-hati, jangan sampai frame emosinya lebih duluan dari teman-teman yang lain, karena saya pikir antara leader (baca: pemimpin) dan follower (baca: pengikut) perlu berada dalam frekuensi emosi yang sama, jangan sampai leadernya terlalu berapi-api namun para follower belum sampai diposisi tadi,” tambahnya. 

Muhammad Reza Padli, salah satu masyarakat Kema yang hadir dalam pembacaan visi-misi menilai apa yang telah disampaikan kedua calon sangat menarik dan keduanya memang layak menjadi Presiden BEM.

“Saya rasa cukup menarik juga apa yang sudah disampaikan oleh kedua Capres, kalau mau dilihat keduanya cukup menghuni, saya pikir ini akan menjadi pertarungan yang sangat sengit karena kedua calon betul-betul layak untuk memimpin,” tanggapnya.

Mahasiswa yang akrab disapa Eja ini juga berharap bahwa semua masyarakat Kema menggunakan hak suaranya dalam Pemilu yang akan datang.

“Harapannya terkait Pemilu nanti semoga tidak ada lagi keganjalan dalam Pemilu, semoga tidak ada yang golput dan semuanya dapat menggunakan hak suaranya untuk memilih calon presiden baik nomor urut satu ataupun dua,” harapnya.

Terakhir, panelis menyampaikan harapannya agar pemilihan yang akan dilaksananakan nanti berjalan dengan tertib, jujur, dan aman. 

“Silahkan berdemokrasi denga aman dan tertib, karena secara umum kedua calon sudah layak untuk dipilih, jadi siapapun yang terpilih nantinya tidak jadi masalah, yang paling penting adalah bagaimana kita menciptakan suasanan pemilihan ini tertib, jujur, dan aman,” tutupnya. (PHS)

Posting Komentar