Pelaksanaan WLA oleh PT. Bosowa Berlian Motor dan Mahasiswa BKP FPsi UNM.
Sumber: Dok. Pribadi

Departemen HC & Legal PT. Bosowa Berlian Motor dan tim Bentuk Kegiatan Pembelajaran (BKP) magang mandiri mahasiswa Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) melaksanakan salah satu program kerja yaitu Workload Analysis (WLA). WLA adalah upaya untuk mengetahui beban kerja suatu jabatan dalam organisasi. Program kerja WLA dimulai pada Rabu (05/04) lalu. Penanggung jawab dalam program kerja yaitu salah satu Talent Manajement pada Departement Human Capital & Legal dan tim BKP yang beranggotakan Andi Saputri Dilla, Anggita Ramadhani Putri Tahir, Rati Febrianinsih.

Andi Saputri Dilla selaku salah satu penanggung jawab program kerja menyebutkan bahwa proses kegiatan diawali dengan mempelajari mengenai WLA dari berbagai sumber, seperti jurnal, buku, dan artikel. Kemudian, Membuat form analisis beban kerja dengan metode Full Time Equivalent (FTE) berdasarkan job profile posisi yang akan di interview. Metode perhitungan beban kerja dengan FTE adalah metode dimana waktu yang digunakan untuk menyelesaikan berbagai pekerjaan dibandingkan terhadap waktu kerja efektif yang tersedia. Selanjutnya, form yang telah dibuat diberikan kepada karyawan untuk dilakukan proses interview, form ini berguna sebagai survey awal terkait jobdesc yang dimiliki oleh karyawan sehingga karyawan dapat menambahkan job description yang tidak tertera di form. Setelah itu dilakukan proses interview untuk memastikan data yang diberikan dan proses akhir data dianalisis menggunakan metode analisis yang telah dibuat sebelumnya.

"Pelaksanaan proses WLA ini ditujukan untuk seluruh posisi jabatan di PT. Bosowa Berlian Motor dengan tujuan melihat beban kerja setiap posisi yang ada. Output-nya adalah intervensi terhadap posisinya apakah perlu diberikan penambahan SDM atau redesign posisi jabatan,” ucap Muhammad Amri, salah satu Talent Manajement PT Bosowa Berlian Motor. 

"Berdasarkan yang disampaikan oleh kak Amri, output dari proses WLA ini yaitu intervensi terhadap posisi. Intervensinya itu berasal dari hasil analisis FTE dimana ada 3 nilai indeks FTE yaitu nilai diatas 1,28 maka dikatakan overload, nilai 1 - 1,28 dikatakan normal/FIT dan nilai 0 - 1.99 dikatakan underfit. Semisal didapatkan hasil FTE overload maka solusi yang diberikan berupa hiring employee, kalau hasinya FIT maka posisi tersebut sudah tidak perlu dilakukan intervensi dan jika hasil FTE underfit maka perlu redesign job," ucap Rati Febrianinsih.

Salah satu karyawan yang telah mengikuti proses interview memberikan pernyataan bahwa ia berharap dari hasil interview WLA ini memberikan perubahan pada jabatan yang diduduki.

"Saya berharap dari interview ini ada penambahan karyawan di posisi saya, karena saya merasa kewalahan dengan banyaknya jobdesc yang diberikan,” tutupnya.

Posting Komentar