Kegiatan Psychology Leadership Training oleh BEM Kema FPsi UNM.
Sumber: Dok. Panitia Psychology Leadership Training

Psikogenesis, Jumat (20/10) - Sebagian peserta mengundurkan diri lantaran beberapa alasan selama mengikuti hari pertama kegiatan Psychology Leadership Training (PLT) yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa (Kema) Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) pada (28/09) lalu.

R, salah satu peserta yang mengundurkan diri mengungkapkan alasannya mengikuti kegiatan PLT sebab ia diyakinkan saat sosialisasi bahwa tidak akan ada senioritas di PLT.

“Awalnya masih ragu ka cuman karena pas masuk (baca: melakukan sosialisasi) kakak (baca: Fungsionaris BEM) dia kayak meyakinkan bahwa ini (baca: PLT) tuh asik, seru, kakaknya itu baik baik ji, nda ada ji yang kayak pengkaderan betul-betul senioritas begitu,” ungkapnya.

Saat mengikuti kegiatan PLT, R justru menerima perkataan sarkas yang tidak sesuai dengan harapannya. 

“Kayak misalnya contoh nah saya baru datang terus kakaknya ini ada yang bilang ke saya ‘Cepat mi baris, nda usah sok cantik jalan’. Terus waktu baris, make-up semua disita terus kayak dibilang ‘Untuk apa bawa begini, mau dihapuskan atau hapus sendiri’. Menurutku itu kayak sarkas sekali cara bicaranya, terus kan saya nda bawa air terus katanya ‘Jadi berharap ko ini mau saya kasih air begitu, jangan mi ko harap biar mi dehidrasi ko sampai sore di sini nda usah minum’,” jelasnya.

Selain R, A juga mengungkapkan rasa tidak nyamannya karena pihak panitia meneriaki dirinya saat sedang menjalankan ibadah sholat.

“Yang pas-nya kalau boleh jujur ya pas sholat itu disuruh, diteriaki cepat-cepat itu yang nda terlalu ku suka, yang sholat ji karena tiap orang itu kan beda bacaannya terus kayak beda tempo sholatnya, terus kayak kalau disuruh cepat begitu lah ya enggak terlalu, oh nda sreg, nda nyaman ” ungkapnya.

T yang juga salah satu peserta PLT yang mengundurkan diri menjelaskan bahwa ia merasa sistem penanganan dari panitia kurang terorganisir dan mengenai penyitaan alat make-up peserta yang dilakukan panitia tidak melalui pemberitahuan sebelumnya.

“Yang bikin kesalnya tuh dari cara sistemnya bisa dibilang yang agak kurang terorganisir, terus dari sistemnya itu kita bisa melihat bahwa terutama bagian sita make-up itu saya rasa tidak ada sosialisasi mengenai nda boleh menggunakan make-up atau membawa make-up padahal di MoU boleh menggunakan make-up dengan ringan, tidak berat, tidak menor, tapi tetap saja make-up pouch-nya disita,” jelasnya.

Sebagai penutup T berharap sistematika PLT ini lebih diperbaiki agar lebih terorganisir lagi.

“Harapan utamanya itu mungkin bisa dibilang mulai dari sistemnya aja diperbaiki, kayak sistemnya yang harusnya lebih terorganisir nantinya,” harapnya. (004) 

Posting Komentar