Logo Universitas Negeri MakassarMakassar, Psikogenesis. Dalam perjalanan tujuh tahun, Fakultas Psikologi selalu berusaha meningkatkan mutu demi menghasilkan para alumni yang kompetitif dan berkompeten. Berbagai rintangan telah dilewati sehingga Psikologi telah menjadi salah satu Fakultas andalan UNM (Universitas Negeri Makassar, red). Perubahan status Psikologi dari Jurusan menjadi Fakultas juga seolah menjadi batu loncatan agar mutu pendidikan juga dapat lebih baik.

Seiring dengan perubahan yang ada, berbagai pandangan dan harapan pun muncul dalam rangka peningkatan mutu pendidikan Fakultas Psikologi. Semua pihak memiliki peranan yang sama penting dalam rangka mewujudkan impian tersebut. Hal tersebut terungkap dari hasil

“Peningkatan mutu pendidikan Fakultas Psikologi sebaiknya difokuskan pada setiap elemen-elemen yang ada di dalamnya, mulai dari mahasiswa, pengajar, sampai pada sistem yang berlaku di dalamnya,” ungkap Syamsul Bachri Thalib yang saat ini menjabat selaku Dekan F-Psi.

Kualitas pendidikan di Fakultas Psikologi dapat dikatakan sudah berkembang pesat jika dibandingkan dengan beberapa tahun silam. Walau demikian, masih sering ditemukan berbagai kekurangan di sana-sini. Sultan Alauddin misalnya, salah seorang mahasiswa Fakultas Psikologi yang mengeluhkan dosen sebagai staf pengajar.

“Dosen yang ada di psikologi ini sangat sedikit dibandingkan jumlah mahasiswa yang diajar. Belum lagi dosen yang sering meninggalkan kegiatan perkuliahan karena urusan tertentu. Semua itu bisa menjadi faktor untuk menghambat kegiatan belajar mengajar di kampus,” ungkap mantan Wakil Ketua BEM Psikologi itu.

Kekhawatiran tersebut sangat beralasan. Mengingat kasus tersebut selalu terulang tiap semesternya. Bahkan khusus untuk semester ini masalah tersebut diperparah dengan hadirnya beberapa asisten dosen yang menggantikan tugas mereka dalam mengajar. Walaupun berpredikat sebagai alumni atau mahasiswa terbaik, tetapi pengalaman dan pengetahuan mereka sudah pasti belum sebanding dengan dosen yang mereka gantikan.

“Secara fisik, Fakultas Psikologi saat ini sudah lebih baik dibandingkan sebelumnya. Namun, ada penurunan dalam hal lain, yaitu penurunan kinerja termasuk dosen pengajar dan staf-staf yang ada di Fakultas Psikologi,” sebut Pengurus Maperwa Satriadi.

Terkait dengan hal tersebut, Pakde (sebutan mahasiswa untuk menyingkat Pak Dekan, red) mengakui bahwa peningkatan mutu dosen dengan mengadakan pelatihan khususnya dalam bidang pendidikan dan penerapan kedisiplinan.

Masih berkaitan dengan dosen, keluhan lain juga dikemukakan oleh Devin (mahasiswa F-Psi 2004, red) yang menyoroti metode perkuliahan. “Kalo mengajar jangan lebih banyak teori, tapi harusnya ada implikasinya di kehidupan sehari-hari” ungkap Devin.

Harapan tersebut bukanlah isapan jempol belaka mengingat tujuannya demi perbaikan kualitas ke arah yang lebih baik. Adanya inovasi dan pembaharuan dalam metode pengajaran diyakini mahasiswa dapat lebih memotivasi mahasiswa agar lebih aktif belajar.

Selain hal di atas, pembenahan di bidang sarana penunjang juga menjadi salah satu faktor penting. Fungsinya tidak lepas dari proses pendidikan untuk mendukung proses belajar-mengajar, juga untuk mendukung pengembangan mahasiswa menjadi insan yang berkompetensi lebih dan cakap dalam berbagai bidang.

“Sarana dan prasarana yang lengkap dapat memperlancar kegiatan akademik dan organisasi. Misalnya laboratorium sebagai penunjang mata kuliah Psikologi Eksperimen,“ papar Dekan Fakultas Psikologi yang pertama.

Secara umum, mahasiswa tersebut sangat berharap adanya penambahan sarana sebagai penunjang proses belajar mengajar, terutama berbagai macam referensi dan perluasan gedung perpustakaan.

Resvi (mahasiswa F-Psi 2006, red) mengatakan bahwa walaupun fasilitas di fakultas ini sudah baik namun masih sering terdengar berbagai keluhan dari mahasiswa mengenai berbagai faktor utamanya faktor sarana-prasarana.

“AC di kelas rusak, sering mati sendiri. Kebersihan di daerah psikologi juga tidak terjaga,” kata Resvi. Senada dengan hal itu, Novita (mahasiswa F-Psi 2006, red) mengungkapkan harapannya agar berbagai pembenahan dapat membuat Fakultas Psikologi bukan hanya terbaik di wilayah timur tetapi juga dapat go international.

“Saya berharap adanya inovasi dan pembaharuan dalam metode pengajaran yang lebih memotivasi mahasiswa agar lebih aktif belajar. Antara lain penambahan ruangan, referensi, fasilitas internet, SPP yang tidak dinaikkan, dan suasana kampus yang kondusif,” ujarnya.

Terlepas dari berbagai keluhan mengenai sarana penunjang yang tidak optimal, mahasiswa pun harus meningkatkan kesadaran untuk merawat sarana tersebut. Setidaknya, mahasiswa tidak seenaknya mengotori atau merusak sarana yang ada. Hal tersebut akan merugikan bagi mahasiswa itu sendiri. Sebagian besar alat penunjang pendidikan di psikologi merupakan hasil patungan dari mahasiswa itu sendiri melalui organisasi yang bernama POMD.

Peranan penting lainnya yang juga harus diperhatikan, adalah sektor pelayanan mahasiswa. Kinerja serta profesionaisme para staf Bidang Tata Usaha dan perpustakaan Fakultas seringkali mengabaikan kebutuhan para mahasiswa. Bahkan kelalaian ini tidak hanya tidak hanya dirasakan oleh mahasiswa tetapi juga dosen dan pihak lain yang membutuhkan layanan dari dua sendi vital tersebut.

Mulai dari dosen, mahasiswa, pegawai hingga berbagai sarana pendukung menjadi bagian yang tak terpisahkan yang harus saling mendukung. Walau berbagai keterbatasan menghadang, mahasiswa harus tetap berupaya meningkatkan kemampuannya, sehingga mahasiswa Fakultas Psikologi diharapkan dapat meraih prestasi yang cemerlang, baik itu dalam akademik maupun organisasi. Alumnus Fakultas Psikologi ke depannya pun dengan kualitasnya akan sukses dalam meniti karir dan berguna bagi masyarakat. Amin. (rmp)