Psikolog, mungkin merupakan salah satu profesi yang mempunyai keunikan yang tidak ditemukan di profesi lain. Keluh-kesah dan pemberontakan batin dan wajah bermuram durja adalah 'menu' utamanya. Namun, selain profesi ini mendapatkan kepercayaan total dari klien sebagai nilai lebih, dia pun memberikan kebahagiaan tersendiri bagi sang psikolog yang mengelola emosi itu menjadi wajah segar nan ceria.

Bagi wanita yang berprofesi sebagai seorang psikolog dan juga dosen psikologi di Universitas Negeri Makassar (UNM) ini, Widyastuti SPsi MSi, kebahagiaan yang tidak ternilai adalah, tatkala dia mampu menjadikan orang lain lebih baik setelah tekanan akibat permasalahan yang dialami.

Tidak tanggung-tanggung, kebahagiaan yang diperolehnya tersebut, tidak dapat diukur dengan nominal berapapun juga.

"Saya memperoleh kebahagiaan yang tiada tara, jika mampu menolong orang mendapatkan perubahan yang lebih baik. Ini merupakan kepuasan sekaligus kebahagiaan yang tiada tara dan tidak bisa diukur dengan berapapun nilai rupiah," ungkapnya kepada Upeks, Selasa (21/6) kemarin di ruang kerjanya.

Widya, begitu dia kerap disapa, sudah bergelut di bidang psikolog sekitar 12 tahun. Namanya pun sangat populer, baik sebagai pembicara di berbagai acara konsultasi maupun sebagai dosen di Fakultas Psikologi UNM. Tidak sedikit orang yang terbebas dari beban berat di pundaknya karena kelihaiannya mengenali masalah dan memberikan solusi. Tak salah, kalau dia pun dikandidatkan sebagai sosok Tokoh Petempuan Sulsel Terpopuler 2006, oleh pembaca Upeks.

Ibu berputra Satu ini pun menilai, sedemikian banyak masalah yang dihadapi warga Makassar, terutama yang dikonsultasikan kepadanya, sebagian besar timbul karena kurangnya komunikasi atau komunikasi yang tidak nyambung. Padahal masalah yang timbul terkadang berasal dari permasalahan sepele yang bertumpuk dan mengakibatkan tekanan bagi seseorang.

Sadar akan profesinya, Widya pun tidak pernah menolak orang jika ingin berkonsultasi. "Meski saya dan rekan lain membuka praktek setiap Sabtu dan Minggu, namun tidak sedikit orang yang berkonsultasi lewat telepon ataupun langsung datang ke rumah. Itu merupakan kebanggaan sendiri buat saya, jika orang tersebut ternyata dapat menjadi lebih baik. Karena sebenarnya, seseorang yang tertekan akibat masalah yang dihadapinya, selama masih bisa berkomunikasi, maka yang terbaik adalah berkonsultasi dengan psikolog," paparnya.

Tanamkan Prinsip Ikhlas

Karena kesibukannya sebagai psikolog tidak mengenal waktu, maka wanita yang satu ini, menganut prinsip ikhlas dan pertimbangan kepentingan dalam tugasnya.

"Semua pekerjaan yang saya lakoni selalu saya ukur dari sisi kepentingan. Kalau memang suatu pekerjaan atau kegiatan dapat berlangsung tanpa saya, maka saya lebih memilih untuk tidak hadir, tetapi sebaliknya jika memang tidak bisa atau tidak lengkap tanpa saya, maka seberapa jauhpun saya akan hadir," jelasnya.

Prinsip ini menurutnya, merupakan strategi dalam membagi waktu untuk keluarga. Karena diakuinya, menjadi wanita yang super sibuk dengan berbagai kegiatan seputar profesinya, harus mampu disiasati, agar mampu meluangkan waktu untuk keluarga.

"Saya tetap menomersatukan keluarga. Olehnya saya menganut prinsip ini. Saya tidak ingin hak keluarga terhadap saya hilang karena rutinitas saya sebagai psikolog," katanya.

Demikian pula untuk anaknya, Widya menanamkan prinsip ikhlas. "Karena saya tidak menggunakan jasa pembantu, maka prinsip ini sangat berguna dalam mendidik anak. Kami bergotong-royong dalam menyelesaikan pekerjaan rumah. Siapa pun yang sempat dapat menyelesaikan tugas rumah asalkan iklhas yang menjadi catatan utamanya," jelasnya.

Widyastuti, S.Psi, M.Si, Tokoh Perempuan Sulsel